
Ketika Bani Israil kehausan di padang pasir, Nabi Musa AS
memohon kepada Allah SWT agar memberikan mereka air. Maka Allah berfirman:
وَإِذِ ٱسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦ فَقُلْنَا ٱضْرِب بِّعَصَاكَ
ٱلْحَجَرَ ۖ فَٱنفَجَرَتْ مِنْهُ ٱثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًۭا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍۢ
مَّشْرَبَهُمْ ۖ
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami
berfirman: ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Maka memancarlah darinya dua
belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya
masing-masing.”
(QS. Al-Baqarah: 60)
Air menjadi simbol rahmat dan keadilan, bahkan dari batu
yang keras. Allah menunjukkan bahwa kehidupan bisa tumbuh dari tempat yang tak
disangka.
Seperti mata air Musa yang dibagi adil untuk seluruh suku,
Air Minum 212 hadir untuk semua umat, dengan semangat pemerataan manfaat dan
akses terhadap air berkualitas.
Sumber: