Koperasi Syariah 212

Akhlak Rasulullah SAW: Kekuatan Dakwah yang Tak Pernah Pudar

Islam adalah agama yang penuh dengan nilai-nilai luhur, namun keindahan ajaran itu tidak akan tampak bila tidak diwujudkan dalam akhlak. Rasulullah SAW adalah sosok yang menjadi teladan terbaik dalam hal ini. Bahkan sebelum diangkat menjadi Nabi, masyarakat Makkah sudah mengenalnya dengan gelar Al-Amin—orang yang terpercaya.

Salah satu kisah yang paling terkenal adalah tentang tetangga Yahudi yang kerap menyakiti Rasulullah SAW. Setiap hari, ia meletakkan kotoran dan duri di depan rumah Nabi. Namun Rasulullah tidak pernah marah atau membalasnya. Suatu ketika, kotoran itu tidak ada. Rasulullah pun bertanya, lalu diberitahu bahwa tetangganya sedang sakit. Tanpa pikir panjang, beliau menjenguknya.

Perilaku mulia ini membuat tetangganya tersentuh dan akhirnya masuk Islam. Dari sini kita belajar bahwa akhlak lebih kuat daripada seribu kata.

Akhlak Sebagai Inti Dakwah

Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad)

Artinya, misi dakwah bukan hanya menyampaikan hukum atau syariat, tapi juga menghadirkan kasih sayang, kejujuran, dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika umat Islam menunjukkan akhlak yang indah, orang lain akan merasakan ketenangan dan keadilan. Sebaliknya, ketika akhlak ditinggalkan, dakwah akan kehilangan ruhnya.

Relevansi di Zaman Sekarang

Di era digital saat ini, kata-kata bisa dengan mudah disebarkan melalui media sosial. Namun, justru akhlak nyata yang akan meninggalkan kesan mendalam. Senyum tulus, kejujuran dalam berdagang, sikap sopan di jalan, dan tolong-menolong dalam masyarakat adalah bentuk dakwah yang lebih kuat daripada perdebatan panjang.

 

Banyak orang yang menilai Islam bukan dari kitab atau ceramah, tapi dari perilaku umat Islam itu sendiri. Maka, menjaga akhlak sama artinya dengan menjaga wajah Islam di mata dunia.

Akhlak dan Persatuan Umat

Akhlak juga menjadi perekat persaudaraan. Ketika setiap orang menghormati yang lain, tidak meremehkan, tidak saling menyakiti, maka persatuan akan kokoh. Dalam konteks ekonomi umat, akhlak amanah dan saling percaya adalah pondasi yang membuat lembaga seperti koperasi bisa bertahan.

Tanpa akhlak, sistem sebaik apa pun bisa runtuh. Dengan akhlak, bahkan sistem sederhana bisa berjalan penuh berkah.

Kisah Rasulullah SAW dengan tetangga Yahudi bukan sekadar cerita masa lalu. Itu adalah pesan abadi: bahwa kekuatan dakwah Islam terletak pada akhlak. Akhlak adalah bahasa universal yang bisa dipahami semua orang.

Mari kita meneladani beliau dengan menghadirkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Karena mungkin saja, kebaikan kecil yang kita lakukan bisa menjadi sebab hidayah bagi orang lain.

Sumber: HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad

Bagikan

Buka Whatsapp
Koperasi Syariah 212
Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu :)