Koperasi Syariah 212

Umar bin Khattab dan Amanah Publik: Inspirasi untuk Pemimpin Umat

Ketika mendengar nama Umar bin Khattab RA, banyak orang langsung terbayang sosok tegas, kuat, dan pemberani. Namun di balik ketegasannya, Umar adalah teladan tentang amanah—kesadaran bahwa segala sesuatu yang dipegang manusia adalah titipan Allah, yang harus dipertanggungjawabkan, bahkan dalam perkara kecil.

Salah satu kisah yang masyhur adalah peristiwa “lampu minyak”. Pada suatu malam, Umar sedang menulis surat terkait urusan pemerintahan dengan penerangan lampu minyak milik negara. Tiba-tiba datang seorang sahabat untuk berbicara tentang urusan pribadi. Umar langsung memadamkan lampu itu dan menyalakan lampu miliknya sendiri. Sahabat tersebut heran, lalu Umar berkata:

“Lampu ini milik Baitul Mal. Aku menggunakannya hanya untuk urusan umat. Jika sekarang kita membicarakan urusan pribadi, aku harus memakai lampuku sendiri.”

Bagi Umar, setetes minyak pun adalah amanah. Kisah sederhana ini menunjukkan betapa Islam menanamkan rasa tanggung jawab yang sangat dalam pada diri seorang pemimpin.

Amanah Adalah Inti Kepemimpinan

Dalam Islam, amanah bukan sekadar kejujuran atau menjaga harta. Amanah adalah pondasi keadilan, dan tanpa amanah, sebuah kepemimpinan akan rapuh. Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran.”
(HR. Bukhari)

 

Pesan ini berlaku di semua level: pemimpin negara, pengurus lembaga, bahkan seorang ayah dalam keluarga. Setiap kita memiliki peran yang harus dijaga.

Relevansi dengan Kehidupan Umat Kini

Di zaman modern, amanah sering diuji dalam bentuk yang berbeda. Misalnya:

  • Pemimpin diuji dengan penggunaan anggaran dan kebijakan publik.

  • Pengusaha diuji dengan kejujuran dalam transaksi.

  • Karyawan diuji dengan integritas dalam pekerjaan.

  • Masyarakat biasa diuji dengan tanggung jawab pada janji dan titipan kecil.

Jika setiap individu menghayati amanah seperti Umar bin Khattab, maka keadilan sosial akan lebih mudah terwujud.

Amanah dan Ekonomi Umat

Khusus dalam bidang ekonomi, amanah menjadi kunci keberhasilan. Koperasi Syariah, misalnya, berdiri di atas prinsip saling percaya dan saling membantu. Jika pengurus dan anggota sama-sama menjaga amanah, maka keberkahan akan mengalir. Namun ketika amanah diabaikan, sekecil apa pun, maka kepercayaan akan runtuh.

Belajar dari Umar bin Khattab, kita bisa melihat bahwa keberhasilan membangun umat tidak hanya ditentukan oleh strategi besar, tetapi juga oleh konsistensi menjaga hal-hal kecil.

Penutup

Kisah Umar dan lampu minyak bukan sekadar cerita sejarah. Ia adalah cermin bagi kita semua: bahwa amanah adalah pondasi peradaban Islam. Pemimpin yang amanah akan membawa umat pada kejayaan, sementara pemimpin yang lalai amanah akan menjerumuskan pada kehancuran.

Mari kita mulai dari diri sendiri: menjaga janji, menunaikan tugas, dan berhati-hati pada hal yang kecil. Karena siapa yang amanah dalam perkara kecil, insyaAllah akan amanah dalam perkara besar.

Sumber: Al-Bidayah wa an-Nihayah – Ibnu Katsir

Bagikan

Buka Whatsapp
Koperasi Syariah 212
Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu :)