Dalam perjalanan hidup seorang Muslim, ibadah adalah nafas yang menghidupkan jiwa. Namun sering kali kita merasa semangat hanya di awal, lalu melemah di tengah jalan. Padahal, Islam mengajarkan bahwa yang terpenting bukan seberapa banyak ibadah yang kita lakukan, melainkan seberapa konsisten kita menjalaninya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang dilakukan terus-menerus walaupun sedikit.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Hadits ini seakan menjadi pengingat sederhana, bahwa nilai sebuah amal tidak hanya diukur dari besarnya, melainkan dari istiqamah dalam menjalaninya.
Banyak orang berangan-angan untuk melakukan amal besar: membangun masjid, berangkat haji berkali-kali, atau menyedekahkan harta dalam jumlah besar. Namun terkadang niat itu tertunda karena keterbatasan.
Padahal, amal kecil yang dilakukan setiap hari bisa menjadi tabungan besar di sisi Allah SWT. Beberapa di antaranya:
Shalat Sunnah Rawatib
Dua rakaat sebelum Subuh yang disebut Rasulullah SAW lebih baik dari dunia dan seisinya. (HR. Muslim)
Dzikir Pagi dan Petang
Dzikir sederhana seperti membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar masing-masing 33 kali setelah shalat fardhu, adalah kebaikan yang ringan di lisan namun berat di timbangan amal.
Sedekah Harian
Memberi walau hanya seribu rupiah setiap hari, atau membagikan sebotol air minum kepada yang membutuhkan, bisa menjadi sedekah yang mengalirkan pahala terus-menerus.
Membaca Al-Qur’an
Meski hanya satu halaman setiap hari, konsistensi akan membuat seseorang khatam dalam beberapa bulan. Yang lebih penting, hatinya akan senantiasa hidup bersama kalam Allah.
Para sahabat Rasulullah SAW memberi teladan nyata tentang konsistensi.
Abdullah bin Amr bin Ash dikenal tekun dalam ibadah hingga Rasulullah SAW menasihatinya untuk tidak berlebihan. Beliau kemudian istiqamah berpuasa Daud (sehari puasa, sehari tidak) seumur hidup.
Bilal bin Rabah senantiasa menjaga wudhu. Rasulullah SAW bersabda bahwa beliau mendengar suara sandal Bilal mendahului di surga karena kebiasaan kecilnya memperbarui wudhu dan shalat sunnah setelahnya.
Abu Hurairah RA dikenal konsisten menjaga wirid dan dzikirnya. Kesetiaan beliau pada amalan kecil membuatnya menjadi sahabat dengan riwayat hadits terbanyak.
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa istiqamah dalam ibadah bukan perkara mudah, tapi sangat mungkin jika dimulai dari amal sederhana.
Mengapa istiqamah begitu dicintai Allah? Karena ia menunjukkan ketulusan hati. Orang yang istiqamah tidak hanya beribadah ketika semangat atau ketika dilihat orang lain, tetapi menjadikannya bagian dari rutinitas hidup.
Istiqamah juga mengasah jiwa disiplin. Ibadah yang konsisten, meski kecil, menumbuhkan ketenangan batin, menyingkirkan rasa gelisah, dan melatih kesabaran. Seorang Muslim yang istiqamah lebih siap menghadapi ujian hidup, karena hatinya senantiasa terhubung dengan Allah.
Di tengah kesibukan dunia modern, mungkin sulit membayangkan bisa memperbanyak ibadah setiap saat. Namun dengan istiqamah, kita bisa memulai dari hal sederhana.
Bangun shalat malam hanya dua rakaat.
Sisihkan sebagian kecil harta setiap Jumat untuk sedekah.
Hafalkan satu ayat baru setiap pekan.
Jika dilakukan terus-menerus, amalan kecil ini akan menumpuk menjadi gunung pahala. Dan yang terpenting, ia akan membentuk karakter spiritual yang kuat.
Istiqamah adalah rahasia kecil yang menghasilkan nikmat besar. Amal sedikit tapi konsisten lebih berharga daripada amal besar tapi putus di tengah jalan.
Mari kita mulai dari yang paling mudah: menjaga shalat tepat waktu, membaca dzikir, dan berbagi sedekah sederhana. Dengan istiqamah, ibadah tidak lagi terasa berat, melainkan menjadi bagian dari kehidupan yang indah dan penuh keberkahan.
HR. Bukhari-Muslim
Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi
