- February 2, 2018
- Posted by: KS Admin
- Category: Blog
212 Mart Jaksel 2 Pesanggarahan tunjukkan keeksisan dengan bersaing sehat. Investor pendukungnya dari Singapura, ini bukti kekuatan jamaah.
Koperasi Syariah Komunitas Jakarta Selatan (KSKJS) meresmikan gerai keduanya, bernama 212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan.Gerai berbasis islami yang diresmikan pada Minggu, 29 Januari 2018 itu terletak di JL.H Ridi No.8 RT2/RW 3, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel).
Adapun gerai pertama yaitu 212 Mart Pademangan diresmikan oleh Senator Jakarta, Fahira Idris, pada Minggu, 8 Oktober 2017 lalu.
“Alhamdulillah gerai kedua sudah diresmikan, atas ridho Allah SWT. Insha Allah kita siapkan gerai ketiga segera menyusul untuk diresmikan, Kita masih cari tempat tapi belum dapat yang cocok. Insah Allah mohon doanya,” kata Ketua Komunitas 212 Jaksel, Tohirin kepada Koperasi Syariah 212, dihubungi Kamis (1/2).
Dengan telah berdirinya dua gerai, Tohirin berharap ekonomi umat Muslim di Jakarta Selatan meningkat. Dan ditargetkan pula di setiap kecamatan bisa hadir satu gerai 212 Mart yang bisa menginspirasi kebangkitan ekonomi umat di wilayah lain.
Kini, menurutnya, anggota KSKJS secara kesuluruhan tercatat sebanyak 1100 orang, ditargetkan untuk tahun 2018 ini mencapai 5000 anggota. Adapun dana investasi kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta peranggotanya.
Lebih Baik Berjamaah
Tohirin mengatakan, pihaknya lebih senang kalau anggota komunitasnya banyak. Karena buat Tohirin, semisal Rp 100 juta diinvestasikan oleh satu orang. Ini akan bagus apabila Rp 100 juta tersebut milik 100 anggota yang menginvestasikan masing-masing Rp 1 juta.
Karena ditegaskan dia, kalau satu orang Rp 100 juta itu kekuatan modal. Kekuatan modal itu tidak berdampak signifikan buat penjualan. Kalau mau penjualan bagus ya harus anggotanya banyak. ”Saya selalu tekankan pada teman-teman, target kita kepada jamaah umum yang punya kapasitas, tidak hanya orang kaya. Karena ketika ada 100 orang anggota, dia akan selalu belanja di gerai 212 Mart ini. Beda dengan satu orang investasi Rp 100 juta, belanja juga tapi terbatas meskipun orang kaya,” ungkapnya.
Dengan menggunakan konsep ekonomi community based, menurut Tohirin, pengurus dan anggota komunitas menjadi lebih terdorong untuk meningkatkan omzet untuk selalu belanja di gerai miliknya sendiri. ”212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan ini milik umat atau anggota. Selain mereka menjadi marketing, mereka juga harus belanja di geri miliknya ini. Jadi, kami tanamkan komitmen belanja di gerainya sendiri,” kata dia.
Investor dari Singapura
Tohiran mengisahkan, untuk gerai 212 Mart kedua ini terbilang unik. Gerai tipe B, dengan sewa Rp 60 juta pertahun. Penyertaan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tetap menjadi tujuan komitmen pemberdayaan ekonomi umat, terhusus anggota komunitas dalam memasarkan produksi UMKM-nya di gerai 212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan ini.
Keunikan lainnya yang menyentuh hati adalah investor penyewa gedung senilai Rp 60 juta untuk operasional gerai 212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan tersebut adalah dari Singapura. “Investornya dari Singapura, namanya Pak Jon Kenedy. Beliau Muslim, orang Indonesia tinggal di Singapura. Beliau pagi-pagi datang dari Singapura ingin menyaksikan peristiwa peresmian 212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan. Sorenya, beliau kembali ke Singapura. Ini luar biasa, seketika itu pun kami berikan sertifikat pada dia sebagai bukti keanggotaan dan investasinya di gerai ini. Ini untuk kenyamanan semua anggota,” ungkap Tohirin.
Lagi-lagi Tohirin sampaikan, bahwa dengan konsep community based bisa mengakomodasi semua kalangan. Umat Muslim yang punya uang banyak diakomodasi, begitu juga orang yang mempunyai uang Rp 500 ribu. Jadi prinsipnya tidak menutup umat Muslim yang pengen investasi dengan semangat juang membangkitkan ekonomi umat Muslim Indonesia.
“Yang punya semangat juang dari berbagai kalangan dengan kecerdasan ide tidak hanya investasi kita gabungkan menjadi sebuah bangunan yang indah untuk kebangkitan ekonomi umat. Itulah prinsip kami,” papar Tohirin.
Omzet Harian Stabil
Terkait omzet, Tohirin menyampaikan, pihaknya tidak mengejar omzet besar saat gran opening (GO), biarkan omzet itu mengalir secara alami. “Alhamdulillah omzet saat GO 212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan mencapai Rp 38 juta. Penjualan omzet setiap harinya pun tetap stabil di kisaran angka Rp 10 juta lebih,” ujar dia.
Kisaran omzet Rp 10 juta lebih tersebut gabungan produk reguler dan UMKM. Dalam ukuran omzet, Tohirin kembali menegaskan, pihaknya akan terus mengingatkan anggota untuk komitmen belanja di gerai miliknya sendiri. Sehingga kestabilan omzet tersebut benar-benar lahir dari kekuatan anggota.
“Alhamdulillah sejak GO, omzetnya stabil. Saya selalu katakan, 212 Mart ini harus sehat sejak lahir satu bulan pertama. Jadi ketika lahir itu benar-benar diperhitungkan harus sehat,” katanya.
Begitu pula untuk gerai pertama yaitu 212 Mart Pademangan, omzet hariannya juga stabil membukukan kisaran Rp 14 juta gabungan produk regular dan UMKM.
Tohirin menyakini jika seluruh anggota komitmen belanja di gerainya sendiri, omzet gerai setiap harinya akan lebih meningkat. Karena menurutnya, kisaran omzet harian yang didapatnya itu belum dari keseluruhan anggota yang datang belanja. Karena beberapa anggota masih menunda belanja di tokonya sendiri. Maka itu, Tohirin bersama pengurus lainnya akan terus mendorong dan mengingatkan agar mereka belanja di gerainya sendiri.
”Omzet Rp 10 juta itu, juga anggotanya masih wet and see. Jadi kita akan ingatkan mereka, timbulkan kesadaran agar mereka ringan tangan, ringan kaki belanja satu kilo, dua kilo meter pakai motor spanding waktu 10-15 menit datangi 212 Mart ini dan belanja,” paparnya.
212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan komitmen memfasilitasi produk UMKM para pengusaha Muslim yang tak lain adalah anggotanya. Kini, di gerai 212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan tersebut puluhan produk UMKM telah dipasarkan. ”Alhamdulillah sekitar 25-30 persen produk UMKM dipasarkan di gerai ini. Anggota jadi senang karena mereka tidak hanya sekeda jadi anggota, tapi juga bisa memasarkan produksinya. Tujuan kami memang pemberdayaan umat,” katanya.
Tohirin berharap 212 Mart Jaksel 2 Pesanggarahan dan 212 Mart Pademangan menjadi inspirasi untuk umat dan mart-mart lainnya, bagaimana melangkah dengan sehat dalam pengembangan bisnis ritel ini,sehingga bisa menjadi kebanggaan.
Dalam perjuangan membangkitkan ekonomi umat itu, menurut Tohirin, tidak boleh luntur semangat, tidak boleh nenggok ke belakang.”Berjuangan itu ngapain mikir mundur, kobarkan semangat jangan luntur untuk memotivasi akan nampak kesuksesan,” tegasnya.
Head to Head dengan Toko Mainstream
212 Mart Jaksel 2 Pesanggrahan ini berdiri tepat di depan gerai jaringan ritel mainstream. Gerai 212 Mart ini siap bersaing dalam merebut hati pelanggan. Dikatakan Tohirin, para prinsipnya sebagus apapun orang lain, tidak perlu dirisaukan. Yang terpentinglah adalah perhatikan saja badan kita.
“Setrika biar rapi, kasih minyak wangi biar wangi, nggak usah mikirin orang lain. Jadi, saya selalu tekankan kepada teman-teman, biarkan orang pakai gaya dangdut atau segala macam. Yang penting gaya kita saja dirapikan. Head to Head dengan toko sebelah, iya benar. Insha Allah kita akan tunjukkan kalau kita eksis bersaing sehat,” kata Tohirin.
212 Mart Harus Jadi Tinta Emas
Penutup, Tohirin berharap secara nasional dengan telah berdirinya 212 Mart di seluruh Indonesia. Yakni, menurutnya, jumlah gerai 212 Mart ini belum genap 100, bagaimana caranya yang ada ini harus sehat. Karena kalau tidak sehat nanti menjadi catatan dalam sejarah.
”Bagaimana gerai yang ada ini menjadi tinta emas. Ketika tinta emas itu bertebaran di mana-mana, maka akan menjadi inspirasi bagi umat Muslim lainnya,” kata Tohirin.
Sehingga, sebut dia, umat Muslim yang memiliki uang miliaran atau triliun yang sekarang wet and see, mereka masih butuh bukti. Dan kita harus buktikan jadi tinta emas agar umat Muslim yang tidur itu bangun melihat kenyataan bahwa mimpi kita satu persatu terwujud.
”Karena buat kita ibarat mimpi kecil saja, tapi ketika ekonomi umat bangkit, maka menjadi inspirasi umat Muslim di seluruh provinsi Indonesia,” kata Tohirin menegaskan.