- January 24, 2018
- Posted by: KS Admin
- Category: Berita
Untuk mengembangkan usaha umat Muslim, 212 Mart Al Amanah komitmen memasarkan produk minuman pengusaha Muslim Karawang.
Setelah grand opening (GO), pada Sabtu, 16 Desember 2017, 212 Mart Al Amanah Kararang terus menebar sukses, perkembanganya sangat luar biasa.
“Alhamdulilah 212 Mart Al Amanah saat akhir bulan kemarin (dua minggu setelah diresmikan) membukukan omzet Rp 190 juta. Ini untuk bruto-nya saja,” kata Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 Karawang 2, Istiawan kepada Koperasi Syariah 212, dihubungi belum lama ini.
Istiawan pun akan melihat perkembanganya tiga bulan ke depan, apakah ada yang perlu diperbaiki dalam upaya mendorong kebangkitan ekonomi umat. Mungkin, kata dia, tinggal ragam jumlah produknya yang akan lebih dilengkapi. Sedangkan masalah harga sangat konpetitif dibandingkan toko sebelah.
Dengan membuka 212 Mart Al Amanah di Ruko Sentraland Blok KD 30-32 Sukaluyu Telukjambe Timur, Kota Karawang, Jawa Barat. Yakni dimana lokasi gerai berbasis islami ini dikepung si Merah dan si Biru. Istiawan pun mengamati bahwa ketika dirinya lewat di depan toko tetangga itu, terlihat sepi.
“Upamanya, di gerai kami ada 10 orang yang belanja, di toko mereka baru ada 2 orang. Bahkan infonnya, omzetnya banting setir. Alhamdulilah 212 Mart Al Amanah, omzet hariannya stabil tetap terjaga bisa tembus Rp 12 juta, dan bahkan lebih,” ujarnya.
Sedangkan, lanjut dia, yang belanja di gerai 212 Mart Al Amanah tidak hanya anggota. Tetapi justru banyak juga yang dari luar anggota. Ini menurut Istiawan, bukan hanya ghirah, tapi harga produk yang dipasarkan di gerai islami ini sangat kompetitif.
“Contohnya, Gulaku, mereka jual Rp 15 perkilo, kita jual Rp 14 perkilo. Kalau sekarang ngandelin ghirah mungkin nggak banyak. Tapi kalau memang harga kita bersaing, mereka pembeli juga akan lihat. Kan kalau anggota wajib belanja di sini. Tapi kalau yang bukan anggota pasti melihatnya dari harga,” ungkap Istiawan.
212 Mart Al Amanah komitmen memfasilitasi produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM) produksi pelaku usaha yang tak lain adalah anggotanya. Seperti pengusaha Muslim yang memproduksi roti, air mineral, minyak goreng, sabun, pasta gigi, beras dan lainnya.
“Minuman produk Fanta dan Cola-Cola kita nggak jual. Minuman yang dipasarkan di 212 Mart Al Amanah, rata-rata produksi teman-teman pengusaha Muslim. Kami kasih pemahaman kepada tidak menjual fanta dan cola-cola serta rokok. Secara nggak langsung mereka diberi edukasi,” jelasnya.
Menurutnya, semakin banyak produk UKM yang dipasarkan akan semakin bagus termasuk yang difasilitasi adalah petani. Contohnya, beras. Kopi yang dipasarkan di gerai 212 Mart Al Amanah juga produksi petani, begitu juga dengan teh dan air mineral adalah semua produksi pengusaha umat Muslim Karawang. Sehingga kedepan, Istiawan berharap terealisasi distribusi center (DS) pusat untuk produk-produk UKM yang akan dipasarkan kepada gerai-gerai 212 Mart di seluruh Indonesia.
Namun demikian, jelas dia, meskipun sedikit banyak produk-produk milik asing sudah disingkirkan, tapi memang tidak bisa dihilangkan semua mengingat masih saja suka ada yang bertanya. Contohnya, kata Istiawan, pasta gigi close up.
Namun tegas dia lagi, tetap yang akan diutamakan adalah produk-produk UKM sehingga apabila produk asing (unilever) di gerai tersebut sudah habis maka tidak akan order lagi. Karena akan lebih mengutakan produk UKM. Apalagi di gerai ini sabun dan pasta gigi produksi UKM juga sudah dipasarkan. Tentu pelan-pelan edukasi akan disampaikan kepada para anggota atau pembeli bahwa kita harus membeli produk sendiri, kualitasnya bagus dan harganya juga murah.
“Tujuannya untuk mengembangkan usaha umat Muslim. Memang saat ini masih 50 persen UKM, dan 50 regular. Cuma kita akan menuju ke sana semua produk UKM karena banyak teman-teman pengusaha Muslim di Karawang ini,” ungkap Istiawan.
212 Mart Al Amanah berupaya merangkul masyarakat Karawang untuk menjadi wirausaha. Mengingat kata Istiawan, di Karawang banyak pengangguran, makanya berusaha bekerjasama dengan pemerintah daerah (Pemda) untuk mengentaskan kemiskinan di kota yang dikenal penghasil beras tersebut. “Teman-teman Muslim yang belum bekerja, akan kita bikinkan usaha. Rencana ini sudah disusun,” ujarnya.
Setelah sukses mengembangkan 212 Mart Al Amanah ini, pihaknya berencana untuk membuka unit usaha lain yakni properti atau perumahan syariah. Karena menurut Istiawan, di Karawang banyak yang akan membuka ritel sekitar 10. Sehingga pihaknya dalam upaya pengembangan bisnis ritel berbasis Islami ini belum akan mendirikan mart lagi.
“Jadi kita nggak lari ke sana, biar teman-teman dulu ke ritel. Kami nanti ke perumahaan syariah karena kami punya pengalaman di situ,” pungkas Istiawan.