- November 9, 2017
- Posted by: KS Admin
- Category: Blog
Menariknya, belanja di 212 Mart Rawa Kalong, Bekasi, bisa pakai barang bekas. Keren ya?
Cukup dengan membawa barang bekas seperti ember pecah, jamaah bisa menukarnya dengan gula putih. Ya, 212 Mart Rawa Kalong memiliki keunikan tersendiri. Jika pada umumnya, membeli kebutuhan sehari-sehari itu dengan transaksi uang. tapi di gerai Islami ini jamaah bisa berbelanja dengan barter barang bekas. Seperti, ember plastik, dandang bocor, pagar rusak, dan rongsokan lainnya.
Setelah ditimbang, barang rongsokan itu akan bernilai ekonomis, lalu bisa ditukar dengan kebutuhan pokok di gerai 212 Mart Rawa Kalong. Adapun lokasi penampungan rongsokan berada tepat di samping gerai tersebut.
Sehingga setelah rongsokan itu ditimbang dan dicatat, mereka pun bisa langsung bergegas ke toko 212 Mart, untuk mengambil barteran barang yang didinginkan.
Buku Bekas Bisa Ditukar Roti
”Yang membedakan 212 Mart Rawa Kalong dengan mini market Islami lainnya adalah transaksinya bisa dilakukan dengan barter barang bekas. Jamaah silakan membawa ember bekas, dandang bocor, kertas kardus, buku pelajar tak terpakai, dan lainnya untuk ditukar dengan beras, gula, atau roti di toko ini,” kata Iman Kukuh Santoso kepada Koperasi Syariah 212, ditemui usai pembukaan 212 Mart Rawa Kalong, Minggu (5/11).
Iman adalah yang menginisiasi program transaksi sampah ini. Progam ini, menurut Iman, merupakan salah satu cara untuk mengajak jamaah atau masyarakat semakin tertarik untuk aktif belanja di toko 212 Mart Rawa Kalong, dengan kepedulian pemanfaatkan barang bekas menjadi nilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteran mereka.
Dirinya mengaku, bahwa bisnis barang rongsokan ini sudah ditekuni sejak 15 tahun lamanya sebelum kemudian 212 Mart hadir. Bisnis tukar barang rongsokan dengan kebutuhan sehari-hari diharapkan bisa menunjang dari operasional koperasi. Karena menurutnya, dari ember pecah saja bisa didaur ulang menjadi serpihan yang nilai jualnya lebih tinggi.
Iman berharap progam transaksi barter barang bekas ini akan menunjang operasional koperasi. Istilahnya kata Iman adalah menjadi tukang sulap. Yakni jamaah berangkat membawa ember pecah, pulangnya menjadi gula, beras dan lainnya yang mana program ini tidak ditemukan di mini market lain termasuk toko tetangga.
”Visi kami meningkatkan kedaulatan ekonomi masyarakat Rawa Kalong dan sekitarnya. Saya merasa ini jihad ekonomi yang pas untuk meningkatkan kesejahteran umat,” kata Iman.
Demi Kemaslahatan Bersama
Iman mengatakan, kalau berita di Malang, Jawa Tengah, ada dokter yang beroperasi pasiennya dari biaya bank sampah. Maka, di 212 Mart Rawa Kalong ini juga mirip tujuannya sama bisa memberikan kemaslahatan bagi sesama.
”Kalau dokter di Malang melalui bank sampah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Nah, 212 Mart Rawa Kalong ini peningkatan dari sisi ekonomi,” ucap Iman.
Kembali dirinya menegaskan, kenapa ide ini terlontar karena merasa prihatin sampah itu tidak tersentuh oleh umat, padahal kalau ditekuni bisa bernilai ekonomi. Iman mencontohkan, dalam keluarganya dirinya menerapkan agar mendisplinkan membuang sampah basah dan kering.
Biasanya, kata dia, sampah basah langsung dibuang ke tempat sampah di lingkungan tempat tinggalnya. Namun, untuk sampah kering seperti plastik, kaleng, dan lainnya, di dapurnya itu sudah disediakan tempat sampah khusus. Kemudian sampah kering itu dijual bernilai ekonomis, hingga terusik jiwa bisnis Iman untuk mengembangkannya menjadi sebuah usaha.
”Saya sudah menggeluti bisnis ini 15 tahun. Orang selalu melihat bisnis ini kotor tapi ternyata ada keindahan di dalamnya, bisa memberikan kemaslahatan bagi sesama,” ujarnya.
Dengan menerapkan program transkasi barter barang rongksokan di 212 Mart Rawa Kalong, Iman berharap kehidupan masyarakat Bekasi lebih sejehteraan. ”Harapan saya program ini bisa menjadi daya tarik minimarket. Ini tidak sekedar e-money, tapi rongsokan money hadir di 212 Mart Rawa Kalong,” ucap Iman.
Mestinya Masuk MURI
Sekertaris Koperasi Syariah 212 Pusat, Agus Siswanto mengapresiasi program transkasi barter sampah yang diterapkan 212 Mart Rawa Kalong. Menurutnya, gerai ini satu-satunya yang menerapkan sistem belanja tanpa uang cukup dengan membawa barang bekas, lalu ditimbang dan bisa ditukar dengan produk-produk kebutuhan pokok.
”Gagasan 212 Mart Rawa Kalong sangat kreatif, luar biasa bisa masuk MURI. Ini satu-satunya gerai 212 Mart yang bisa belanja tanpa uang cukup bawa barang bekas. Semoga ide ini jadi contoh minimarket-minimarket lain,” pungkas Agus.