- November 1, 2017
- Posted by: KS Admin
- Category: Berita
50 persen produk Usaha Kecil Menengah (UKM) sudah dipasarkan di 212 Mart Pondok Melati. Visinya memberdayakan kesejahteraan masyarakat.
212 Mart Pondok Melati telah diresmikan pada Minggu, 15 Oktober 2017, tepatnya di Jl. Raya Hankam, samping BRI Lotta Sera, Bundaran Tol Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat.
“Alhamdulilah 212 Mart Pondok Melati telah grand opening (GO), resmi dibuka oleh Pak Ahmad Juwaini (Direktur Eksekutif KS 212 Pusat),” kata Syahroni, Manager 212 Mart Pondok Melati kepada Koperasi Syariah 212, dihubungi Selasa (31/10).
212 Mart ini berada di bawah naungan Koperasi Syariah Pondok Melati. Syahroni pun menyampaikan, awal berdiri komunitas dengan merangkul 24 Masjid dan mushalla yang ada di Pondok Melati. Dalam rapat dengan Dewan Keluarga Masjid (DKM), tercetus ide untuk membentuk Komunitas Koperasi Syariah 212 (KS 212), yang kemudian berlanjut dengan mendaftar ke KS 212 Pusat.
“Alhamdulilah kami sudah memiliki legalitas resmi dari KS 212 Pusat, dan akhirnya bisa mendirikan 212 Mart Pondok Melati. Gerai ini milik umat, dari umat, oleh umat, dan untuk umat,” kata dia.
Lebih lanjut disampaikan, kini anggota komunitas mencapai 100 orang lebih dengan investasi kisaran Rp 1 juta-Rp 10 juta perorangnya. Namun demikian, jelas dia, ada sekitar 23 orang khusus menginvestasikan dana sebesar Rp 40 juta perorangnya.
Ke 23 orang investor Muslim tersebut dipilih tidak sembarangan, yakni mereka yang berkomitmen mengembangkan bisnis ritel tanpa memikirkan profit terlebih dahulu. Tapi lebih berfokus untuk mendorong kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia.
“23 orang itu diberikan sertifikat pemegang saham, Jadi kalau nanti mereka akan menjual sahamnya harus melalui koperasi untuk dipasarkan kepada jamaah,” ujarnya.
Adapun, kata dia, dana yang terkumpul dari sekeluruhan adalah sebesar Rp 900 juta, digunakan untuk gerai 212 Mart tipe C Plus, sewa ruko, dan lainnya. Terkait target saat GO, pihaknya tidak mengharapkan omzet besar. Karena menurut Syahroni, terkadang omzet besar tersebut hanya sesaat GO saja, tapi stabilitas sehari-harinya tidak terjaga.
“Bagaimana stabilitas omzet sehari-harinya terjaga, kalau omzet besar saat GO mah biasa. Alhamdulilah omzet 212 Mart Pondok Melati saat GO capai Rp 32 juta,” ujar Syahroni.
Selain memasarkan produk-produk yang disuplai oleh Hydro, 212 Mart Pondok Melati ini juga memfasilitasi produk Usaha Kecil Menengah (UKM) dari para anggotanya. Namun tentu kata dia, produk UKM tersebut tidak sembarangan bisa masuk ke gerai 212 Mart ini, tentu harus melalui seleksi terkait kualitas, higeines, dan lainnya.
Dalam pengembangan ke depan, pihaknya akan lebih menonjolkan produk-produk UKM ketimbang produk luar. Tujuannya kata Syahroni untuk memberi kemaslahatan dan kesejahteraan kepada umat.
“Sekitar 50 persen produk UKM sudah dipasarkan di gerai ini. Visi menggandeng UKM ini adalah memberdayakan kesejahteraan masyarakat, beda dengan ritel umum yang hanya mementingkan rolayti,” kata Syahroni memaparkan.
Syahroni berharap ke depan produk-produk yang dipasarkan di 212 Mart Pondok Melati ini lebih banyak. Karena menurutnya, standar produk yang dipasarkan di sebuah mini market itu harus 5000 item. Sedangkan di gerai berbasis Islami ini baru sekitar 2500 item.
“Dimaklumi, karena kita masih dalam proses belajar sehingga produknya belum banyak. Tapi bagaimana pun pembeli adalah raja. Karena penjual tidak bisa tidak harus lengkap. Jadi apa yang dibutuhkan konsumen itu barangnya harus disaipkan. Inshaallah gerai kita akan lebih lengkap mengalahkan tetangga sebelah,” pungkasnya.