Koperasi Syariah 212 Harus Segera Miliki Distribution Center

Kendala 212 Mart Yasmin adalah distribusi barang yang kadang telat datang. Solusinya, Koperasi Syariah 212 Pusat harus segera miliki Distribution Center (DC).

212 Mart Yasmin, Kota Bogor, didirikan pada Rabu, 5 Mei 2017 lalu.  Mini market berbasis Islami besutan Koperasi Syariah 212 ini adalah yang pertama hadir di Indonesia.

Manager 212 Mart Yasmin, Wiwik Mujahidah menjelaskan, 212 Mart Yasmin ini berada di bawah payung hukum Koperasi Komunitas Bisnis Muslim Bogor (KKBMB). “Mendirikan 212 Mart ini tujuannya untuk menumbuhkan potensi ekonomi umat Muslim,”  kata Wiwik kepada Koperasi Syariah 212, dihubungi Jumat (27/10).

Awalnya, jelas Wiwik, ghirah ekonomi ini berangkat dari Aksi Bela Islam 411 dan Aksi Bela Islam 212. Terlebih yakni adanya kasus merk Sari Roti pada aksi 212. Seketika itu pula, diakuinya, dirinya sadar bahwa pentingnya membangun kekuatan ekonomi umat Islam, terkhusus di komplek Perumahan Yasmin dulu.

“Kemudian, kami mikir harus punya unit usaha yang menenangkan umat Muslim. Maka, kami pun membuat toko Muzahidah ketika itu. Nah, ketika KS 212 hadir, kami pun gabung karena ingin ada dibawah komando para ulama biar izzah,  Dibukalah 212 Mart Yasmin ini. Nama toko Muzahidah tidak ada lagi,” jelas Wiwik.

212 Mart Yasmin ini adalah gerai tipe C, yang awal berdirinya kata Wiwik bekerjasama dengan SB Mart. Namun sekarang sudah beralih ke Hydro.”Alhamdulilah omzet toko milik umat ini tetap baik. Kami targetkan omzet perbulan itu Rp 150 juta,” kata Wiwik.

Dalam pengembangan, 212 Mart Yasmin ini menerapkan program shopping list untuk ke masjid-masjid yang ada di sekitar toko ini. Disampaikan dia, ada enam masjid yang sudah dijalin. Shopping list ini panduan untuk jamaah belanja di 212 Mart Yasmin. Jadi ini adalah sistem jemput bola, dan sudah berjalan.

Ke depannya, lanjut dia, akan dikembangkan program aplikasi android untuk memudahkan jamaah belanja. Sehingga mereka bisa memesan atau membeli barang lewat aplikasi tersebut, dan kemudian akan diantar oleh karyawan toko.

”Jamaah pun loyal berkomitmen belanja di tokonya sendiri ini, rutin setiap bulannya. Komitmen jamaah ini membesarkan 212 Mart Yasmin,” kata Wiwik.

Berdayakan Produk UMKM
Namun demikian, Wiwik mengeluhkan soal distribusi produk yang kadang telat datangnya. Dia mencontohkan, terigu dan telur. Menurutnya, ketika konsumen atau jamaah datang ke toko 212 Mart akan membeli terigu tapi didapatkan tidak ada produk tersebut, mereka langsung pulang. Padahal jika saja terigu itu ada, dipastikan konsumen akan melihat produk lain selain membeli terigu.

”Dalam perjanjiannya kan tidak boleh barang yang sama kita beli sendiri. Tapi kalau produk telat terus dan kami sudah sampaikan agar segera dikirim. Ini nggak bisa begini terus, kami harus beli ke yang lain. Karena konsumen banyak yang mengeluh,” kata Wiwik.

Wiwik berharap ke depan KS 212 Pusat bisa memiliki distribution center (DC) sendiri sehingga dalam hal pendistribusian barang tidak kesulitan, karena sistem dan pengelolaan akan dipegang sendiri.

Menurut Wiwik, dalam kepemilikan DC itu tentu produk-produknya bisa dari para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) anggota komunitas. Misalnya, kata Wiwik, 212 Mart Yasmin ada beras produk UKM, kemudian 212 Mart  Semplak ada produk minyak goreng, 212 Mart Bojong Kulur ada produk lain, dan begitu dengan mini market lainnya juga.

Nah, jelas dia, produk beras UMKM yang dipasarkan di 212 Mart Yasmin itu langsung dari petani. Pemasok pengusaha Muslim alumni IPB. Sehingga, kata dia, lagi akan memudahkan apabila memiliki DC sendiri dengan produk sendiri bukan konvensional dari perusahaan lain.

”Jadi kalau produk-produk UMKM itu diambil kemudian dilabelin 212 akan lebih bagus. Kualitasnya juga dijamin bagus, lebih amanah dan tentu tidak mengulur-ngulur waktu. Ini dikembangkan, lama-lama bisa jadi satu kesatuan untuk DC kecil-kecilnya dulu,” papar Wiwik.

Disampaikan Wiwik, ada sekitar 50 lebih produk UMKM yang dipasarkan di 212 Mart Yasmin, di antarnya beras, minyak goreng, makanan, sambal, deterjen, dan lainnya. Bahkan kata dia, ada beberapa kantor dan Puskesmas yang menjadi langganan tetap toko 212 Mart. ”Alhamdulilah kami dapat langganan tetap yaitu beberapa kantor dan Puskesmas yang rutin membeli deterjen produk UMKM ke toko 212 Mart Yasmin ini,” ujarnya.

Wiwik kembali berharap agar KS 212 segera miliki DC dengan pendistribusian produk-produk UMKM. Sehingga ekonomi umat secara keseluruhan mandiri baik dari segi pengadaan produk, pengelolaannya, diharapkan ke depan bisa mengalahkan ”Si Merah” dan ”Si Biru”.

”Harapannya, 212 Mart bisa mengalahkan si Merah dan si Biru. Semangatnya agar umat bisa mandiri secara ekonomi menggurita sehingga 212 Mart bisa buka di seluruh Indonesia. Kita bisa izzah, berjamaah, dan berkah. Jangan sampai ada yang tutup, kalau bisa setiap bulan terus nambah, sehingga 212 Mart berkembang,” pungkasnya.

Terkait