- October 2, 2017
- Posted by: KS Admin
- Category: Berita
Kalau ada mini market besar milik non Muslim, jangan diganggu. Kita harus membangun mini market Islami yang lebih besar. Itulah mengapa 212 Mart dididirikan.
212 Mart Bojong Gede diresmikan pada Sabtu 30 September 2017, oleh Ketua Umum Koperasi Syariah 212 (KS 212) Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, ditandai dengan pemotongan pita.
Mini market berbasis Islami ini terletak di Ruko Sentra Danau Kemuning Kav.7-8, Jl. Raya Tonjong Sudi Mampir, Bojong Gede, Bogor, Jawa Bart.
Dalam sambutannya, Syafii menegaskan bahwa cita-cita yang besar harus segera dimulai. Ia mengilustrasikan, jika kita harus menempuh perjalanan sejauh 1000 kilometer, akan bisa dilalui kalau ada langkah pertama. ”Insyaallah pada hari ini kita akan memulai langkah pertama dengan membuka gerai 212 Mart Bojong Gede. Mari kita makmurkan bersama dengan tetap menjunjung nilai-nilai syariah. Dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, mari kita bersama-sama meresmikan mini market ini,” kata Syafii.
Sulit dipungkiri, ekonomi banyak dipegang oleh Non Muslim. Syafii memberi contoh, rumah sakit yang banyak dimiliki oleh Non Muslim. Menurut salah satu anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini, jika ada rumah sakit milik non Muslim jangan diutak-atik atau diganggu. Menurutnya, yang harus dilakukan oleh Muslim adalah membangun rumah sakit yang lebih besar. Begitu pula, kalau ada mini market besar milik non Muslim, jangan diganggu, tapi Muslim harus membangun mini market yang lebih besar. Itulah mengapa 212 Mart didirikan.
Captive Market
Menurutnya, memang perjuangannya masih panjang, karena kita baru punya tokonya saja. ”Alhamdulilah, toko 212 Mart Bojong Gede ini dikeroyok 360 orang. Ini bukan kelemahan tapi kelebihan karena 360 orang tersebut merasa memiliki toko berbasis Islami, sesuai dengan misi koperasi bahwa dari umat, oleh umat, dan untuk umat,” tegasnya.
Dengan rasa memiliki, Syafii berharap para investor yang berjumlah 360 orang itu, berkomitmen untuk belanja bulanan di toko 212 Mart ini. Jikalau setiap investor belanja Rp 500 ribu perbulan. Maka, Rp 500 x 360 sudah mencapai omzet Rp 180 juta perbulannya.
”Insyaallah toko ini tidak akan pernah bangkrut atau sepi karena pembeli tetapnya ada 360 orang,” katanya.
Pasalnya, toko 212 Mart ini omzetnya tidak boleh kurang dari Rp 200 juta perbulan. Oleh karena itu, umat harus lebih komitmen lagi untuk meningkatkan belanjanya di toko miliknya sendiri ini. ”Kalau kita berkomitmen belanja di toko sendiri, insyaallah toko ini akan bertahan dan berkembang,” tegas Syafii.
Dalam pengembangan toko ini juga harus profesional. Artinya, kata Syafiif, amanah dalam pengelolaannya, mengingat 212 Mart ini milik bersama dengan visi dari umat, oleh umat, dan untuk umat.
Misalnya, dalam hal pelayanan kepada pembeli, Syafii mengingatkan, agar karyawan 212 Mart selalu memberikan senyum. Meskipun hukum tersenyum itu untuk orang lain adalah sunah, tapi kalau karyawan atau penjaga toko, hukumnya itu wajib memberi senyum kepada pelanggan. ”Senyummu terhadap saudaramu adalah sedekah,” kata Syafii.
Selain itu, 212 Mart ini juga memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh toko sebelah. Yaitu, jelas dia, jika ada anggota koperasi atau 212 Mart Bojong Gede yang memproduksi produk Usaha Kecil Menengah (UKM) bisa dipasarkan di toko ini.
“212 Mart ini ada sistem 80-20. Yakni 80 persen bisa dari produk nasional yang didrop dari distributor, dan 20 persen produk lokal yaitu UKM,” ujarnya.
Tidak Mematikan Warung Kampung
Kelebihan lain dari 212 Mart, lanjut Syafii, jikalau ada mini market buka, warung-warung di sebelahnya suka tutup karena belanjanya masyarakatnya tersedot ke mini market tersebut. Tapi dengan hadirnya 212 Mart, warung sekitarnya bisa tetap hidup. Caranya, kata Syafii, adalah pembinaan atau pendekatan pada warung-warung tersebut, agar mengambil barang dari dari 212 Mart dengan diskon atau menjadi salah satu investor 212 Mart.
Nah, ketika sudah menjadi bagian dari 212 Mart, warung tersebut juga harus menjalankan bisnisnya dengan berpegang pada prinsip syariah. Yaitu, lima menit sebelum adzan harus tutup. Lalu, setelah shalat buka lagi warungnya itu. Tidak diperkenankan menjual rokok, alat kontrasepsi, dan minuman alkohol.
Mimpi Besar itu Harus Ada
Perjuangan membesarkan 212 Mart itu bertahap mengingat sebagian besar produk yang dipasarkan bukanlah produksi umat. Menurut Syafii, ke depan akan menjalin kerjasama dengan Super Mini Market (SMM) Daarul Tauhiid milik AA Gym, mini market milik Hidayatullah, dan mini market Islami lainnya.
Dalam kerjasama itu akan dikumpulkan PO (purchase order).”Nah, kalau sekarang ini kita bisa beli satu truk barang, nanti setelah kerjasama bisa beli barang 500 truk. InsyaAllah harganya bisa lebih murah,” katanya.
Syafii meyakini model kerjasama ini ke depannya berpotensi menjadi distribution center (DC) bersama. Kalau DC sudah terbentuk, menurutnya, akan ada pembinaan bagaimana menjadi distributor. Kalau distributor kuat, jumlah toko 212 Mart akan terus bertambah bisa mencapai 1000, 2000 dan bahkan 3000. Setelah besar, bukan tidak mungkin, bisa membeli pabrik Unilever yang kantor pusatnya ada di Belanda.
Belanda itu, kata Syafii, telah menjajah Indonesia selama 360 tahun sehingga diharapkan jangan sampai dijajah lagi dari segi ekonomi. ”Kita boleh punya cita-cita besar, dengan doa mudah-mudahan suatu saat KS 212 bisa membeli Unilever. Kalau Unilever tidak mau menjual, kita buat pabrik Unilever. Jadi kita harus punya mimpi besar,” pungkas Syafii.