212 Mart Surabaya akan Diresmikan 27 Agustus 2017

Modal hingga Rp 1,2 Miliar, kalau tidak berjamaah rasanya susah mengumpulkannya.

Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 (KS 212) Surabaya, Eko Yudi Setiawan menyampaikan,  pihaknya akan melakukan grand opening (GO) 212 Mart Subaraya pada Minggu, 27 Agustus 2017 mendatang, tepatnya di Jalan Wonorejo I No. 46, Manukan-Tendes Surabaya, Jawa Timur. ”Insya Allah, 212 Mart Subaraya akan grand opening pada 27 Agustus 2017. Target kami, saat grand opening bisa tembus angka Rp 100 juta,” kata Eko kepada Koperasi Syariah 212, dihubungi Jumat (25/8).

212 Mart Surabaya ini berada di bawah payung hukum Komunitas KS 212 yang sudah disyahkan oleh KS 212  pada 22 Juli 2017 di Sentul, Bogor, Jawa Barat. ”Saya  saat itu datang ke Sentul,  dalam rangkaian penyerahan sertifikat dan piagam dari KS 212 Pusat. Jadi, kami sudah syah secara komunitas, di Surabaya secara badan hukum sudah syah,” ungkap Eko.

Untuk mendirikan gerai 212Mart Surabaya, lanjut Eko, telah ada sekitar 250 orang lebih yang berpatungan dengan dana penyertaan kisaran Rp 1 juta sampai Rp 5 juta perorangnya. Sedangkan tipe toko 212 Mart Surabaya ini adalah tipe C. Adapun biaya sewa gedung pertahun Rp 60 juta, dan sudah dibayarkan untuk lima tahun ke depan, selain itu dana renovasi kisaran Rp 40 juta serta biaya perizinan adalah Rp 20 juta.

Patungan dengan Minimarket Sakinah
Dalam mendirikan 212 Mart Surabaya ini, kata Eko, pihaknya bekerjasama dengan Sakinah Mini Market milik Koperasi Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, dengan sistem musharakah yaitu bagi hasil 50:50. Tujuan kerjasama ini mengingat untuk mendirikan toko tipe C ini dibutuhkan dana sebesar Rp 1,2 miliar. Maka dengan sistem kerjasama ini, pihak komunitas cukup menyediakan dana sebesar Rp 500 juta sudah memiliki 212 Mart lengkap dengan barang-barangnya.

”Kalau kami harus mengumpulkan dana hingga Rp 1,2 Miliar itu kan sulit ya, tapi dengan kerjasama ini cukup Rp 500 juta sudah bisa memiliki toko 212 Mart. Semua barang yang fasilitasi Sakinah,” ujar Eko.

Setelah kemudian memiliki dana Rp 500 juta lagi, kata Eko, pihaknya bisa lagi mendirikan 212 Mart kedua, begitu seterusnya. Namun tentunya, biaya itu di luar sewa gedung dan lainnya. Eko berharap 212 Mart tidak hanya berdiri di Surabaya, tapi juga di sekitarnya, seperti di Sudirdjo dan Gresik untuk bersama-sama seluruh umat Muslim di Indonesia bangkitkan ekonomi umat ini.

Adapun sistem bagi hasil, menurut Eko, tentunya sangat normatif sesuai aturan syariah arahan dari KS 212. Yakni, setelah pembagian biaya operasional, pajak, dan zakat. Kemudian secara proporsional pembagian hasil sesuai dengan dana penyertaan dari anggota. Selain itu juga  ada bagi hasil sesuai dengan reward transkasi belanja para anggota di gerai 212 Mart, tentu akan berbeda sesuai dengan keaktifan mereka berbelanja.

Belanja di Toko Milik Sendiri
”Kami berharap anggota berkomitmen untuk belanja di 212 Mart Surabaya. Toko ini milik jamaah, maka kita harus secara berjamaah membesarkannya untuk wujudkan kebangkitan ekonomi umat,” ungkap Eko.

Kembali Eko menegaskan, dengan belanja di toko sendiri bukan saja nilai ekonomi yang diharapkan meningkat tetapi terpenting adalah kekuatan ibadah memberikan pahala yang diridhoi oleh Allah SWT. Karena menurutnya, jika ekonomi dan ibadah kuat menjadi pondasi untuk kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia. Sehingga diharapkan lagi bisa membantu meningkatkan kesejahteraan saudara-saudara Muslim yang ekonominya lemah.

”Kami harapkan masyarakat lebih milih belanja di 212 Mart ini. Selain harganya kompetitif juga masyarakat harus sadar bahwa ada nilai perjuangan atau pahala bukan sekadar bisnis,” ungkap Eko.

Eko pun mengisahkan, bahwa tujuan didirikan 212 Mart Surabaya ini adalah merasa terpanggil untuk jihad ekonomi. Menurutnya, selama ini masyarakat Muslim hanya menjadi konsumen, dan kini saatnya untuk menjadi pemain atau produsen dalam upaya mengembangkan ekonomi umat, terkhusus lagi ekonomi bangsa.

Maka, kata Eko, terinspirasi dari Aksi Damai 212 di Monas Jakarta tahun 2016 lalu, diharapkan spirit itu tidak kandas tetapi terus bangkit dengan gerakan ekonomi umat. ”Secara umum kita harus tingkatkan ekonomi makro Indonesia, tapi mulai dari gerakan ekonomi mikro dulu, wujudnya ya 212 Mart ini perjuangan kita secara berjamaah,” pungkasnya.

Terkait