Koperasi Syariah 212 adalah Berkah Bagi Ekonomi Indonesia

Kalau masyarakat didorong miliki usaha sendiri, seperti 212 Mart. Maka hidupnya bisa maju dan sejahtera.

Direktur Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Arifin Purwakananta menyatakan, tumbuhnya geliat usaha kecil adalah keberkahan bagi ekonomi Indonesia. Apalagi rasio gini mengatakan ekonomi dikuasi oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia, dengan angka 3,39 persen.

Itu artinya, kata Arifin, 1 persen orang kaya menguasai 39 kekayaan Indonesia. Maka yang harus kita lakukan adalah membuat jarak itu menjadi lebih kecil. “Artinya, bukan tidak boleh orang kaya menjadi kaya, silahkan saja! Tapi, orang kecil harus berdaya dan naik kesejahteraannya, sehingga jarak itu menjadi lebih kecil,” ujar Arifin kepada Koperasi Syariah 212 ditemui di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.

Menurutnya, salah satu cara untuk membuat ekonomi kalangan bawah meningkat adalah dengan menumbuhkan usaha kecil yang nyata. Jadi, mereka tidak saja hanya menjadi pegawai perusahaan-perusahaan besar, juga menjadi pemilik dari usaha-usaha. Dan, itu bisa dibuktikan dengan tumbuhnya usaha-usaha kecil semacam minimarket dan koperasi.

Ditegaskan Arifin, kuncinya adalah usaha dimiliki oleh masyarakat. Jadi, masyarakat bukan hanya menjadi pegawai dari industri-industri besar, tapi masyarakat harus diberi akses untuk memiliki usaha sendiri, sehingga jarak itu menjadi makin mengecil.

“Mana kala kita membiarkan masyarakat kecil hanya menjadi pegawai. Iya, itulah problem kita. Jadi kemajuan kita tidak boleh diukur dari seberapa tinggi mencapai angka ekonomi, tapi seberapa sukses kita men-share kepada usaha kecil,” ungkap Arifin.

Hal itu Arifin berpendapat telah dibuktikan juga dalam pembentukan Koperasi Syariah 212 (KS 212). “Saya kira, Koperasi Syariah 212 adalah model dari berkumpulnya orang-orang yang berniat membantu Usaha Kecil Menengah (UKM). KS 212 ini patut didukung,” ujar Arifin.

Sebagai bentuk dukungan dalam upaya kebangkitan ekonomi umat yang digelorakan KS 212, kata Arifin, Baznas akan melengkapinya dengan usaha-usaha dari dana masyarakat dan perusahaan berupa zakat maupun CSR untuk kebangkitan ekonomi secara nyata.

Dan, tegasnya, tidak boleh hanya bicara, kita harus segera menggelontorkan dana, harus mulai baik yang dipublish maupun yang tidak dipublish. Sebab, kalau kita memperdayakan satu warung itu dengan serius, maka sama dengan memperdayakan 1000 warung.

”Banyaknya minimarket Muslim yang didirikan koperasi, seperti KS 212 adalah berkah bagi ekonomi Indonesia. Karena pemerintah perlu dibantu untuk mengecilkan angka rasio gini, sehingga jarak antara si kaya dan si miskin semakin kecil,” ujar Arifin.

Sebab, lanjut dia, kalau itu dibiarkan akan menjadi ledakan krusial pada tahun-tahun mendatang, tentu sangat membahayakan negara ini. Artinya, kalau kita membantu masyarakat kecil untuk naik kelas taraf ekonominya, itu sudah membantu negeri ini untuk aman dan damai.

“Banyaknya minimarket Muslim, seperti 212 Mart bisa membangkitkan ekonomi umat. Jadi kalau masyarakat itu didorong memiliki usaha sendiri, bisa maju dan sejahtera hidupnya. Tapi kalau masyarakat kecil, maaf disuruh jadi jonggos, dia akan demo, akan bergerak,” tukas Arifin.

Nah, kata Arifin, sebelum kita memikirkan yang ngeri-ngeri, kita harus perdayakan masyarakat menjadi pemilik usaha-usaha. Karena kalau mereka tetap menjadi pegawai, kesenjangan akan tetap membengkak.

Oleh karena itu, Arifin optimis upaya ini akan didukung masyarakat. ”Jadi seandainya KS 212 milik umat itu menjualkan sesuatu, saya yakin itu didukung oleh publik, sehingga bisa mendapatkan market yang baik,” ujarnya.

Namun demikian, kata Arifin, problemnya adalah kita membutuhkan modal yang cukup besar untuk mengembangkan usaha itu. Dan, dana zakat juga investasi dari umat tidak cukup besar.

“Saya berharap masyarakat, tidak berekspektasi terlalu besar pada hari ini, karena problem kita ada tiga yang tidak bisa kita kuasai, yaitu permodalan, produksi, dan market,” tandas Arifin.

Permodalan, kata dia, tidak di umat, begitu juga produksi tidak nerada di tangan umat, dan market juga bukan di umat. Arifin sekali lagi berpesan, lakukan semua upaya untuk membangkitkan ekonomi umat itu mulai dari yang kita yakini, dan bertahap hingga membesar. “Jangan berharap segera besar, karena usaha petani saja sampai hari ini belum memungkinkan untuk cepat besar seperti kita membalikkan telapak tangan,” pungkasnya.

Terkait