Koperasi Syariah 212 Harus Produktif

Koperasi Syariah 212 (KS 212) itu harus membuat cluster, punya kontribusi bersemangat melakukan produksi.

Pakar ekonomi syariah, Muhammad Nadratuzzaman Hosen menyebutkan, bahwa koperasi itu sebenarnya menggunakan teori hukum jamaah,  semakin banyak anggotanya semakin kuat. Karena menurutnya, koperasi itu tidak berdasarkan modal, tapi berlandaskan daripada aktivitas anggota. “Kan koperasi itu yang paling bagus sifatnya tertutup yakni dari anggota,  oleh anggota, dan untuk anggota. Maka anggota koperasi harusnya punya usaha,” ujar Nadra kepada Koperasi Syariah 212 ditemui di acara Halal bi Halal LPPOM MUI, di Bogor, belum lama ini.

Namun, lanjut dia, kalau di lingkungan Pengawai Negeri Sipil (PNS), ada koperasi tapi tidak ada usaha. Akhirnya jadi koperasi simpan pinjam (KSP). Padahal kata Nadra, yang dibutuhkan sekarang itu koperasi produktif yang bisa memasarkan barang. Kalau KSP sudah banyak, walaupun masih dibutuhkan.

“Jadi yang dibutuhkan sekarang adalah koperasi produktif yang bisa menghasilkan barang. Oleh karena itu Koperasi Syariah 212 itu harus membuat cluster, anggotanya itu produsennya mana saja, dan apa yang perlu dibantu secara teknologi. Nah, sebenarnya Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Ilham Habibie ingin membantu KS 212 dari aspek teknologi (IT), aspek akuntansi, dan lainnya,” ungkap Nadra.

Jadi, tegas mantan Direktur LPPOM MUI ini,  yang kita butuhkan sekarang ini selain semangat koperasi juga semangat melakukan produksi. Oleh karena itu produksi tidak bisa lepas dari teknologi dan kemampuan skill daripada anggota yang harus diperdayakan. Maka koperasi selalu dikaitkan dengan pembinaan anggota dengan training pendekatan skill dan pengetahuan untuk mengembangkan produksi.

Karena menurut Nadra,  kalau di luar negeri koperasi itu sangat kuat, misalnya perusahaan Toyota bekerjasama dengan koperasi. Itu yang memproduksi baut dan alatnya bukannya Toyota, tapi koperasi. Karena ada bagian yang kalau dipakai industri itu menjadi mahal, tapi kalau oleh koperasi jadi murah.

Nah, kata Nadra,  ini yang harus dicari dan industrinya harus ada. Karena kalau itu tidak dibangun, maka koperasi  akan terbentur dengan pemasaran. Sehingga yang harus dibangun itu linked secara industrinya. Karena sekarang ini, menurut Nadra, adalah era industri dan IT yang harus kita sesuaikan. Jangan lagi berpikir koperasi yang tidak punya kemampuan apa-apa.

“Jadi, saya mendukung Koperasi Syariah 212,  karena melihat jamaahnya banyak. Tinggal bagaimana jamaah itu jadi anggota, tapi betul-betul punya konstribusi. Konstribusi itu aktivitas ya bukan cuma modal,” kata Nadra menegaskan.

Terkait 212 Mart, Nadra juga mendukung. Menurutnya,  pengembangan 212 Mart ini bagus untuk membangkitkan ekonomi umat, dan dirinya sangat mendukung.

“212 Mart ini bagus, saya dukung. Tapi mohon maaf, kalau produknya bukan dari anggota, akhirnya non Muslim juga produknya masuk di sana. Kan nggak sesuai harapan. Kita ingin produk yang dipasarkan 212 Mart itu produk umat Muslim,” kata Nadra mengungkapkan.

Namun demikian, Nadra tak memungkiri bahwa semua itu butuh proses bertahap tidak semudah membalikan telapak tangan.” Iya untuk membangun distribution center (DC) itu butuh proses, memang tidak mudah. Tapi harus ada di perencanaan KS 212, planning-nya harus jelas,” kata Nadra menegaskan.

Terkait