- July 12, 2017
- Posted by: Admin
- Category: Blog
Silaturahim membuka pintu rezeki. Komunitas-komunitas Koperasi Syariah 212 mulai membuka peluang bisnis antarmereka sendiri.
Jenal Kaluddin, mantan karyawan senior Indosat, kini membuka startup Bandung Fresh. Startup-nya ini yang sebenarnya berasal dari kearifan lokal. Bagi Jenal, bergabung di Koperasi Syariah 212 adalah sebuah kesempatan lain untuk mengembangkan startupnya. Bandung Fresh, sebuah marketplace bahan makanan segar seperti sayuran, buah-buahan, dan daging, dapat dimanfaatkan oleh para anggota Koperasi Syariah 212 yang tergabung di Komunitas.
“Bandung Fresh sedang diinisiasi oleh Komunitas Koperasi Syariah 212 Bandung. Komunitas lain bisa memanfaatkan, bisa dijadikan bagi-bagi bisnis antarkomunitas”, kata Jenal saat mempresentasikan stratupnya kepada para pimpinan Komunitas Koperasi Syariah 212 yang hadir di acara Silaturahmi dan Sosialisai Program Baru Koperasi Syariah 212, Sabtu (8/7) di Sentul, Bogor.
Kepada Koperasi Syariah 212, Jenal mengaku akan mengadakan pertemuan lanjutan dengan para pimpinan Komunitas Koperasi Syariah 212 di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dalam waktu dekat ini. Pertemuan untuk menindaklanjuti pemanfaatan Bandung Fresh sebagai salah satu bisnisnya para komunitas tersebut.
“Kami mau menjangkau daerah Jabodetabek dan Bandung. Dengan Koperasi Syariah 212, bentuknya adalah kerjasama dengan Komunitas-komunitasnya, awalnya yang ada di Jabodetabek dan Bandung. Misalnya ada komunitas yang kebetulan memiliki usaha pertanian, ya bisa dipasarkan melalui Bandung Fresh”, kata Jenal menerangkan.
Potong Jalur Distribusi
Sebagai startup digital, Bandung Fresh memotong jalur distribusi dan mengefisiensi pemasaran produk pertanian. “Yang namanya produk pertanian itu, untuk sampai ke konsumen, ada lima langkah. Pertama dibeli oleh pemborong kecil dari petani, lalu dijual ke pemborong besar. Oleh pemborong besar, dijual ke Pasar Induk Kecil, baru setelah itu dibeli oleh end user atau konsumen. Nah ini yang harus dipangkas supaya efisien, dari yang lima itu, langsung ke end user. Dengan begitu, petani akan mendapatkan harga yang lebih baik, konsumen pun membeli dengan harga lebih murah, dikirim langsung ke rumah pula,” kata Jenal.
Berfokus pada produk segar seperti sayuran, dagig halal, dan buah-buahan, Komunitas Bandung mengakui telah memiliki penyalur, para petani dari yang dibina di daerah Ciwidey dan Lembang, “Selama ini ada pesantren yang menyuplai produk pertanian segar ke Superindo, kini mereka mau menyalurkan juga lewat Bandung Fresh,”, kata Jenal menambahkan.
Bandung Fresh memang untuk pasar kelas menengah atas. Kalau ke kelas menengah bawah sudah ada warung-warung kampung dan pasar. Sedangkan kelas menengah atas ini khas, mereka sibuk dan menyukai kemudahan. “Daripada jalan ke supermarket, ada biaya parkir, macet, dan menghabiskan waktu, konsumen bisa pesan produk pertanian segar melalui aplikasi Bandung Fresh”, kata Jenal menjelaskan.
Komunitas Bandung Menyediakan, Komunitas Jakarta Memasarkan
Nah, antarkomunitas bisa bekerjasama, misalnya, dalam hal penyediaan produk, Jenal mengaku Komunitas Bandung siap mengadakan, dengan harapan, Komunitas Jabodetabek membantu pemasarannya.
Sudah berjalan selama dua bulan, Bandung Fresh mendapat 6000 pelanggan dengan 2000 transaksi sukses. “Semoga platform ini bisa juga didukung oleh Koperasi Syariah 212 dan integrasikan dengan unit-unit yang lain”, kata Jenal.
Masih sejalan dengan model bisnis yang ditawarkan Komunitas Bandung, Komunitas Koperasi Syaraih 212 Tasikmalaya juga membangun startup, ClickQuick. Ini adalah jasa pengantaran atau transportasi online yang juga dapat berfungsi sebagai marketplace.
Jenal mengakui, ClickQuick memiliki beberapa kelebihan yang juga dapat disinergikan dengan kepentingan bisnis komunitas lain.
Komunitas Harus Solid
Antarkomunitas memang harus solid. Ketua Umum Koperasi Syariah 212, Dr. Muhammad Syafii Antonio MEc, dalam kesempatan yang sama mengatakan, “Justeru yang sekarang tantangannya adalah bagaimana kita harus solid di antara kita sendiri. Menjadi tantangan besar, umat harus solid dan kohesif. itu tidak mudah, baik di komunitas, pengawas dan pengurus. Alhamdulilah di kalangan pengurus penasehat dan pengawas sudah solid. Sekarang bagaimana di tingkat komunitas juga bisa solid”, kata Syafii menjelaskan.
Oleh karenanya, ia pun mengajak kita untuk kembali pada prinsip “Bekerjasama dalam apa yang kita sepakat dan berlapang dada dalam apa yang kita beda”.
Untuk diketahui, sesuai Panduan Komunitas Koperasi Syariah 212 yang baru direvisi pada bulan Juli ini, “Komunitas Koperasi Syariah 212 (KS 212) adalah sekumpulan orang yang berhimpun pada satu komunitas dalam rangka mengembangkan ekonomi umat berlandaskan Spirit 212”.