Koperasi Syariah 212 Menopang Kebutuhan Umat

Koperasi Syariah 212 miliki gagasan cemerlang untuk penguatan kebangkitan ekonomi umat.

Komunitas Koperasi Syariah 212 Depok mengadakan acara sosialisasi Koperasi Syariah 212 dan silaturahmi Halal bi Halal anggota dan calon anggota baru pada Minggu (9/7).

Bertempat di Masjid al Salam, Jalan Salam RW 06 Kelurahan Beji Perumnas Depok Utara, Jawa Barat. Acara ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan Alquran.

Ketua Komunitas KS 212 Depok Rusdy Johan mengatakan, sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan pemahaman terkait KS 212 berikut program-programnya dalam upaya meningkatkan ekonomi umat Muslim Indonesia.

“KS 212 didorong karena kondisi lemahnya ekonomi umat Islam di Indonesia. Fenomena ini menggugah para ahli khususnya ahli ekonomi syariah untuk bangkit dan bergerak melawan ketimpangan ekonomi umat yang kondisinya sangat memprihatinkan belakangan ini,” ungkap Rusdy.

Lebih lanjut Rusdy menjelaskan, pembentukan KS 212 ini berawal dari Aksi Damai 212 untuk membangkitkan ekonomi umat Muslim Indonesia yang selama ini terpinggirkan. Akhirnya pada tanggal 20 Januari 2017 tercetus ide-ide dari para pakar pegiat ekonomi syariah di Indonesia untuk menyepakati kesepakatan bersama mendirikan KS 212 di Sentul Bogor, Jawa Barat.

“Dari pengukuhan ini, umat akan memperoleh izzah (harga diri dan kemuliaan) di Indonesia. Dengan jumlah umat Islam mayoritas di Indonesia adalah potensi pasar yang sangat besar, ditambah daya beli umat yang sangat luar bisa di bidang ekonomi,” ujar Rusdy.

Pada tanggal 5 Maret 2017 sebanyak 29 komunitas perwakilan dari daerah Jabodetabek, Jawa Tengah, Madiun, Surabaya, Sumatera dan Kalimantan turut ikut serta mengukuhkan diri sebagai anggota KS 212 yang menjadi bagian untuk membangkitkan ekonomi syariah umat Islam di Indonesia.

“Target Koperasi Syariah 212 Pusat dapat masuk menjadi 5 koperasi terbesar di Indonesia, dengan target aset sebesar Rp 212 triliun.Semua anggota komunitas KS 212 harus mendukung wujudkan target itu,” ujar Rusdy.

Diungkapkan Rusdy lagi, wujudkan target tersebut kalau dalam istilah properti “kita beli Indonesia” dan target besarnya kita ingin mengelola, memberdayakan dan mengendalikan semua bisnis di Indonesia. “Ibarat sebuah bisnis, kita akan punya pabrik yang produksi, distribusi dan alokasi, serta miliki pasarnya sendiri,” tukasnya.

Dikatakan Rusdy, di eropa, pengembangan koperasi itu berhasil.Sehingga berpatokan pada keberhasilan itulah maka semangat juang para mujahidin pun dituangkan dalam pendirian KS 212.Tujuannya yakni untuk membangkitkan ekonomi umat Muslim Indonesia.

Terlebih ditambahkan Rusdy, Koperasi Primer Syariah 212 ini didirikan untuk menopang seluruh kebutuhan umat dan memberdayakan semua potensi umat Islam yang ada di Indonesia. Kegiatannya meliputi pengumpulan dan pengelolaan dana, seperti lembaga keuangan yang menampung simpanan pokok dan simpanan wajib. Juga akan mengembangkan bisnis seperti properti, waralaba, mini market, investasi seperti Reksa Dana.

Koperasi Syariah 212 ini juga memiliki gagasan-gagasan cemerlang. Apakah itu di bidang produk pangan atau properti ada upaya kongkrit yang bisa menghasilkan penguatan terhadap koperasi-koperasi yang bergabung dalam Koperasi Syariah 212.

Dalam rangka turut serta membangun kemandirian bangsa untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi umat Islam. Rusdy berpesan agar umat terus berjuang dengan gerakan berjamaah. Karena dengan penguatan gerakan ekonomi berjamaah, Rusdy optimis kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia akan terwujud.
“Koperasi Syariah 212 ini dari umat, oleh umat, dan untuk umat. Kuncinya kita harus menjaga hati yang amanah,” ujarnya.

Turut memberikan materi tentang ekonomi syariah, DR. Ahmad Firdaus Msi dari STEI Tazkia. Menurutnya, melalui ekonomi syariah, khususnya Koperasi Syariah 212, diharapkan akan menggelinding upaya mewujudkan hijrah dari ketergantungan kepada kemandirian.

“Dari kesenjangan kepada pemerataan, dari orientasi import ke eksport, dari brand asing ke merk nasional, dari riba kepada halalan toyiban, dan akhirnya dari korupsi kepada kejujuran dan amanah,” pungkas Firdaus.

Terkait