Kelola Usaha Umat, Sharing Economy Harus Dikembangkan

Untuk mengatasi ketimpangan dalam pengelolaan usaha umat harus mengutamakan sharing economy yang berkeadilan.

Ketua Umum Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI), Valentino Dinsi mengapresiasi langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah mengadakan Kongres Ekonomi Umat (KEU) bertajuk “Arus Baru Ekonomi Indonesia” , di Hotel Grand Sahid, Jakarta pada 22-24 April 2017 lalu.

Kongres ini pun telah melakukan MoU dengan Transmart milik pengusaha Chairul Tanjung pada Sabtu malam (22/4), di sela-sela berlangsungnya kongres tersebut. Namun demikian, Dinsi berharap hasil rekomendasi kongres tersebut tidak hanya berhenti di secarik kertas saja.

“Kebanyakan kita kan ketika bikin kongres hasilnya hanya sampai di paper. Jadi kita harapkan bagaimana membumikan hasil-hasil kongres ini kepada masyarakat,” ujar Dinsi.

Menurut Dinsi, untuk mengatasi kesenjangan di Indonesia harus melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses pengembangan ekonomi umat. Maka dengan begitu, kekayaan tidak hanya menumpuk pada beberapa orang saja yang mempunyai modal besar atau kaum kapitalis.

Kesenjangan sosial di Indonesia hingga saat ini masih tingga. Ini terlihat gini rasio yang terdata oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per akhir September 2016 yaitu sebesar 0,397 persen. Menurut Dinsi, kesenjangan tersebut terjadi karena tidak adanya distribusi kekayaan yang merata.

“Jadi, kekayaan hanya menumpuk di segelintir orang saja. Distribusi kekayaan itu bisa terjadi apabila masyarakat itu dilibatkan dalam proses ekonominya,” ujar Wakil Ketua Koperasi Syariah 212 ini.

Dinsi mencontohkan, salah satunya yaitu koperasi berjamaah yang sedang dikembangkan oleh Koperasi Syariah 212, bernama “KITAMart yaitu mini market Islami. Menurut Dinsi, saat ini sudah ada 600 jamaah yang memiliki minimar KITAMart tersebut. “Ketika KITAMart itu maju, maka 600 jamaah itulah yang turut menikmati hasilnya,” tegas Dinsi.

Jadi, jelas Dinsi, mengelola usaha umat itu adalah sharing economy yang harus dikembangkan di Indonesia, baik itu bentuknya koperasi maupun lainnya. “Jadi, saya pikir ke depannya yang harus dikembangkan adalah sharing ekonominya yang lebih berkeadilan sehingga kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia bisa terwujud,” pungkas Dinsi.

Terkait