- April 20, 2017
- Posted by: Admin
- Category: Berita
Dengan rasio utang terhadap GDP sebesar 17%, tanggungan utang untuk warga negara kian besar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan rasio utang Indonesia cukup tinggi terhadap Gross Domestic Product (GDP). Rasio utang Indonesia saat ini mencapai 27 persen dari GDP sekitar Rp 13.000 triliun.
Sehingga dengan rasio tersebut, setiap penduduk Indonesia memiliki tanggungan utang negara sebesar 997 dolar AS atau setara Rp 13 juta.
Menurut Sri Mulyani, hal ini disebabkan Indonesia masih mengalami defisit beberapa tahun terakhir. Penerimaan negara tahun lalu tercatat Rp 1.750 triliun atau lebih kecil dari belanja pemerintah yang sebesar Rp 2.020 triliun.
“Dibandingkan dengan negara lain, kalau dihitung itu dari hampir 260 juta penduduk, kira-kira utang kita 997 dolar AS per kepala,” kata Sri Mulyani saat mengisi kuliah umum di Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/4) sebagaimana dilansir dari Kumparan.
Namun, Sri Mulyani mengaku yakin kondisi tersebut tak akan terlalu membebani karena negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat beban utang setiap warganya jauh lebih tinggi.
“Di AS setiap kepala menanggung utang 62.000 dolar AS. Sedangkan kalau di Jepang sebesar 85.000 dolar AS per kepala,” jelas Sri Mulyani.
Selain itu, kondisi utang Indonesia masih bisa terbantu dengan banyaknya jumlah penduduk usia produktif. Sementara di Jepang atau China, rata-rata penduduknya berusia tua atau di atas 40 sampai 60 tahun.
Sehingga, harapan melunasi utang Indonesia lebih tinggi ke depannya seiring digenjotnya ekonomi oleh pemerintah serta penerimaan pajak.
“Dari 260 juta penduduk Indonesia, 40 persen adalah Anda yang memiliki usia di bawah 30 tahun, artinya usia produktif. Sehingga harus diberikan bekal untuk bisa mendongkrak ekonominya ke depan, agar jumlah ini tidak menjadi beban, tapi aset negara,” katanya.