Dengan Berjamaah, Membangkitkan Ekonomi Umat

Pengembangan Koperasi Syariah 212 sangat pesat, terbukti KITAMart telah diluncurkan.

Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Ismail A. Said menilai aksi gerakan ekonomi umat itu bagus. Namun menurutnya, akan lebih bagus lagi apabila gerakan tersebut ditindaklanjuti dengan wujud nyata.

”Jadi bagaimana semangat gerakan kebangkitan ekonomi umat itu diwujudkan dalam bentuk yang nyata,” ujar Ismail kepada Koperasi Syariah 212 ditemui usia penandatangan ”Kerjasama Membangun Rumah Sakit Qatar Charity dan Dompet Dhuafa”, di Building Philantropy, Jakarta, Jumat pekan lalu.

Misalnya, kata Ismail, Dompet Dhuafa dalam mendorong kebangkitan ekonomi umat pada November  2016 telah meluncurkan contoh minimarket ”DayaMart” di Padang, Sumatera Barat. ”Insya Allah bulan April 2017 ini akan diluncurkan lagi 3 DayaMart di Padang,” ujar Ismail.

Kenapa pilih Padang? Ismail menjelaskan, menguji coba di suatu daerah di mana pemerintahnya sangat mendukung akan program pembedayaan masyarakat tersebut. Karena yang dibangun Dompet Dhuafa adalah dengan harapan lembaga zakat atau lembaga sosial di daerah itu  bersinergi dengan Dompet Dhuafa. Sehingga bisa membangun DayaMart-DayaMart di daerah tersebut.

”Pemegang saham DayaMart itu diusahakan 80 persen kaum dhuafa di setiap toko yang dibangun oleh lembaga,” ujar Ismail.

Namun lanjut dia, kalau nanti toko tersebut sudah bagus bisa dijual secara waralaba kepada masyarakat. Tapi dengan syarat Dompet Dhuafa meminta minimal 20 persen profitnya dari toko itu untuk kaum dhuafa.

”Jadi nanti bukan hanya zakat. Kalau dia profit potong zakat 2,5 persen,  dan 20 persennya diserahkan ke Dompet Dhuafa untuk orang miskin. Jadi ada kemaslahatan untuk umat Muslim. Saya yakin program ini tidak dimiliki lembaga lain,” papar Ismail.

Menurutnya, selama uji coba sistem pengembangan DayaMart itu secara komprehensif sudah bagus yakni mulai dari sistem pengadaan barang, penataan barang, pengawasan, dan komputerisasi. Maka kemudian akan dikembangkan di kota-kota besar di seluruh Indonesia, termasuk Jabodetabek.

Kebun Buah
Selain itu, lanjut Ismail, Dompet Dhuafa juga membangun kebun buah dengan konsep inti plasma di Subang, Jawa Barat. Adapun luas kebun buah itu adalah 5 hektar, dimana pengelolaannya adalah pemberdayaan masyarakat setempat.

Dengan sistem inti plasma ini, masyarakat menanam buah pepaya dan nanas. Kalau hasil panen buahnya berlimpah, direncanakan akan membangun pabrik pengolahan buah-buah tersebut.

”Jadi pemberdayaan masyarakat ini bisa menghasilkan dua hasil, yakni satu ekstra untuk jus dan  kedua adalah selai,” ujar Ismail.

Namun demikian, lanjut Ismail, dalam pengembangannya nanti tidak semata menggunakan teknologi, tapi tetap mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Bagaimana petani itu memanam buah-buah  dan memeliharanya. Ibu-ibunya juga ikut mengupas buah-buahan tersebut, anak-anak muda mengangkut buah-buahan ke pabrik. Sehingga semua masyarakat di daerah tersebut dilibatkan dalam pembuatan jus dan selai tersebut.

”Program ekonomi umat ini sudah kita lakukan tiga tahun. Sebelum kemudian gerakan ekonomi umat sekarang ini bangkit ya seperti Koperasi Syariah 212,” ujar Ismail.

Terkait Koperasi Syariah 212, Ismail mengaku tidak begitu mengikuti. Namun demikian dia menegaskan sangat mendukung gerakan ekonomi umat yang tergagas dalam Koperasi Syariah 212 ini.

Koperasi Syariah 212 Bisa Lebih Hebat
”Koperasi Syariah 212 itu bagus dibentuk, saya mendukung. Artinya makin banyak orang yang berjamaah dengan komitmen untuk memperjuangkan kebangkitan ekonomi umat Muslim  Indonesia itu bagus, tidak ada salahnya,” ujar Ismail.

Ismail menyakini kalau Koperasi Syariah 212 bisa berkembang pesat. Menurut Ismail, Koperasi Syariah 212 ini lebih hebat dari Dompet Dhuafa,  karena ini gerakan besar berjamaah  ”Artinya donatornya insyaAllah jauh lebih banyak. Kalau Dompet Dhuafa itu karena sudah 24 tahun bersama donator, jadi banyak. Kalau Koperasi Syariah 212 kan baru dibentuk saja modal terkumpul sudah banyak,” ujar Ismail.

Ismail menyakini lagi bahwa dengan gerakan berjamaah, ekonomi umat Muslim Indonesia bisa bangkit. Namun demikian kata dia, yang terpenting adalah bagaimana mewujdukannya itu dalam bentuk nyata. Semisal kata dia, kalau mau kembangkan mini market, ya mini market segera dibentuk.

“Oh ya, KitaMart besutan Koperasi Syariah 212 sudah dibentuk ya? Saya baca di koran. Mudah-mudahan maju ya,” ucap Ismail.

Meskipun KitaMart baru satu dibentuk, tapi Ismail percaya ke depan Koperasi Syariah 212 bisa mengembangkan mini mart-mini mart di kota-kota lain di Indonesia  dalam upaya mendorong kebangkitan ekonomi umat Muslim.

Menurut Ismail, KitaMart besutan Koperasi Syariah 212 ini merupakan gebrakan cepat dengan komitmen berjamaah. ”Mereka lebih cepat. Kalau kita kan mengandalkan donator. Kalau Koperasi Syariah 212,  donatornya luas banget. Mudah-mudahan kita saling mengisi saja. Jadi Dompet Dhuafa punya konsep ini, Koperasi Syariah 212 punya konsep lain,” ujar Ismail.

Terkait