Koperasi Syariah 212, Jangan Cuma Sesaat

Diharapkan koperasi ini bukan hanya dikenang sebulan, dua bulan dan tiga bulan setelah spirit 212 dan 411.

Diharapkan koperasi ini bukan hanya dikenang sebulan, dua bulan dan tiga bulan setelah spirit 212 dan 411.

Workshop Komunitas Koperasi Syariah (KS) 212 digelar di Hotel Amazing Kutaraja, Menteng, Jakarta,  pada Jumat hingga Sabtu (24/3-25/3). Workshop ini sebagai ajang silaturahmi pengurus Koperasi Syariah 212 dengan komunitas KS 212 dari berbagai kota di Indonesia, seperti Bogor, Bekasi, Banten, Cianjur, Cirebon, Semarang, Solo, Aceh, Sumatera Barat, dan lainnya.

Acara ini dihadiri Ketua Umum KS 212 Muhammad Safi’i Antonio, Ketua I Koperasi Syariah 212 Valentino Disni, Ketua II Koperasi Syariah 212 Syakir Sula, dan Dewas Pengawas Syariah ( DPS) Koperasi Syariah 212 Muhyiddin Junaidi.

Pada workshop ini digelar juga “Rapat Kerja Komunitas Koperasi Syariah 212”, dimana setiap komunitas berkesempatan untuk menyampaikan gagasan dan usulan.Begitu pula pengurus Koperasi Syariah 212 siap menerima masukan dan memberikan arahan.

Rapat kerja ini diawalin dengan sambutan DPS Koperasi Syariah 212 Muhyiddin Junaidi. Muhyiddin berharap rapat ini menghasilkan banyak kesepakatan yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Muhyiddin optimis,  Koperasi Syariah 212 bisa berkembang pesat di bawah kepemimpinan seorang tokoh nasional pakar ekonomi syariah bisa maju berkembang pesat.

“Kami berharap  koperasi ini bukan hanya dikenang sebulan, dua bulan dan tiga bulan setelah spirit 212 dan 411, tapi harus dijadikan momentum bagi kebangkitan ekonomi bagi umat Islam Indonesia,” ujar Muhjiddin.

Muhyiddin menuturkan, Islam mengajarkan umatnya harus menjadi umat yang kaya, bukan umat yang miskin. Karena kalau miskin,  kita tidak bisa membayar zakat,  statusnya hanya penerima zakat. Maka umat Islam harus menjadi muuzakki bukan mustahik.

Muhyiddin menyakini, jika Koperasi Syariah 212 ini dikelola dengan baik akan menjadi landasan bagi kebangkitan ekonomi umat Islam Indonesia. Apalagi Muhyiddin sebagai salah satu pemimpin Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI), sangat merasakan dinamika perkembangan bisnis. Menurutnya, biasanya orang Indonesia sangat hebat  membentuk organisasi, dan launching-nya juga bagus, tapi setelah itu tenggelam. “Saya harap Koperasi Syariah 212 tidak seperti itu,” tegasnya.

Muhyiddin mengatakan, Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, tapi sayangnya dari sisi kualitas dipertanyakan. Seharusnya antara kualitas dan kuantiti seimbang, karena kalau tidak maka akan terjadi kemunduran kestabilan. Ini yang terjadi di Indonesia yang mayoritas termarginalkan.Sedangkan yang minoritas itu memiliki bargening possition yang kuat. “Nah, semoga Koperasi Syariah 212 mampu memberikan warna khusus bagi umat Islam di negara ini,” ujar Muhyiddin.

Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Internasional ini, umat Muslim Indonesia baru menguasai ekonomi negeri ini 20 persen, sedangkan 80 persen dikelola oleh kelompok minoritas etnis China. Begitu juga di negara Asia lainnya yang menguasa ekonomi itu keturunan China, baik di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

“Nah, karena kebetulan ketua umum Koperasi Syariah 212 adalah etnis China keturunan. Ini harapan besar, kalau sampai gagal saya kasian juga kepada  beliau akan punya dampak. Mudah-mudahan Koperasi Syariah 212 ini pemantik utama bagi kebangkitan ekonomi umat Islam Indonesia,” pungkas Muhyiddin.

 

Terkait