- December 13, 2017
- Posted by: KS Admin
- Category: Berita
212 Mart bukan sekedar bisnis ritel, tapi bernilai dakwah syiar Islam.
Meskipun dikeliling si Merah dan si Biru, 212 Mart Al Amanah Karawang siap merebut hati konsumen. Demikian dikatakan Istiawan, Ketua Komunitas Syariah 212 Karawang 2 kepada Koperasi Syariah 212, dihubungi Rabu (13/12).
“InshaAllah 212 Mart Al Amanah Karawang akan diresmikan pada Sabtu, 16 Desember 2017. Gerai milik umat ini siap melayani kebutuhan jamaah dan konsumen lainnya, ” kata Istiawan.
Istiawan menuturkan, 212 Mart Al Amanah Karawang yang berlokasi di Ruko Sentraland Blok KD 30-32 Sukaluyu-Telukjambe Timur, Kota Karawarang, Jawa Barat ini berpayung hukum Koperasi Syariah Amanah Karawang. Kini, jumlah anggota sebanyak 272 orang, dengan dana investasi bersifat saham per lembarnya Rp 500 ribu. Investasi pun dibatasi yakni Rp 500 ribu sampai Rp 25 ribu.
Hingga wujudkan berdirinya 212 Mart Al Amanah Karawang, total dana terkumpul kisaran Rp 700 juta-Rp 800 jutaan. Konsep gerainya reabranding, tidak seperti di Jakarta yang full brand dengan mengandalkan Hydro. 212 Mart Al Amanag Karawang ini menempati tiga ruko dengan sewa 20 juta pertahunnya.
Karena reabranding, maka semua fasilitas gerai dikonsep sendiri begitu juga dengan produk-produk yang akan dipasarkan dikerjasamakan dengan para pengusaha Muslim Karawang.
“Di Karawang itu banyak pengusaha Muslim yang punya pabrik dan distributor. Jadi tidak kesulitan untuk sembako juga. Mereka pengusaha Muslim itu adalah anggota Koperasi Syariah Amanah Karawang,” jelas Istiawan.
Meskipun dikepung si Merah dan si Biru, Istiawan optimis 212 Mart Al Amanah Karawang bisa melayani konsumen dengan pelayanan terbaik. Apalagi barang-barang yang dipasarkan kebanyakan produksi pengusaha Muslim Karawang.
”Meskipun si Merah dan si Biru bertebaran di sini, kami optimis bisa mengalahkan mereka. Apalagi fasilitas yang kami pasarkan adalah produksi pengusaha Muslim. InshaAllah ekonomi umat akan bangkit,” tegasnya.
Namun demikian, kata Istiawan, semua produk-produk tersebut tentu terlebih dahulu diseleksi kualitasnya. Jadi sangat ketat. Ini dilakukan untuk memberikan keyamanan bagi konsumen yang tidak lain adalah jamaah yang menjadi anggota, juga konsumen masyarakat sekitarnya.
Kembali Istiawan menegaskan, bahwa kemunculan 212 Mart di bisnis ritel Indonesia, tidak semata bisnis saja, tapi juga ada nilai dakwahnya. Inilah yang tidak dimiliki gerai tetangga. Konsep kepemilikannya juga berbeda. 212 Mart ini dididirkan secara berjamaah bukan individu. Jadi 212 Mart Al Amanah Karawang ini adalah gerai milik umat, dari umat, oleh umat, dan untuk umat. Maka, umat pun harus komitmen untuk belanja di gerai milik sendiri.
Hadirnya 212 Mart menurut Istiawan, menjadi pemersatu sentral-sentral umat Muslim yang sudah terpisah bisa disatukan kembali dengan sebuah gerakan kebangkitan ekonomi umat yang maha dahsyat. Yakni berawal dari perjuangan Aksi Bela Islam atau Aksi 212, berkumpulnya 7 juta umat Muslim dari seluruh Indonesia di Momentum Nasional (Monas), Jakarta pada 2 Desember 2016 lalu.
“Umat Islam telah bangkit, bersatu. Ghirah ekonomi umat ini tujuannya bukan cuma bisnis, tapi dakwah syiar Islam,” pungkasnya.