- November 4, 2017
- Posted by: KS Admin
- Category: Berita

Ini adalah gerai kedua Komunitas Koperasi Syariah 212 Jakarta Timur (KSKJT). Dana terkumpul Rp 400 juta.Inshaallah nanti diperbesar menjadi tipe C.
Gerai 212 Mart Pondasi Kayu Putih, Jakarta Timur sukses diresmikan dengan penuh antusias jamaah yang hadir, Sabtu (4/11) pagi. Gerai terletak di Jalan Pondasi Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Mart berbasis islami ini merupakan mart kedua yang diluncurkan oleh Komunitas Koperasi Syariah (KS) 212 Jakarta Timur.
Adapun gerai pertama Komunitas Jakarta Timur ini terletak di daerah Lubang Buaya, tepatnya di Jln. Lubang Buaya No.60, Jakarta Timur dan diresmikan pada 29 Juli 2017 lalu.
Kedua toko modern islami ini berada dicbawah payung hukum Koperasi Syariah Komunitas Jakarta Timur (KSKJT).
“Alhamdulillah 212 Mart Pondasi Kayu Putih bisa dibuka hari ini. Ini mart kedua, setelah yang pertama di Lubang Buaya,” kata Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 Jakarta Timur, Elviyani Sofyan kepada Koperasi Syariah 212, Sabtu (4/11).
212 Mart Pondasi Kayu Putih ini bertipe B dengan biaya sewa ruko Rp 60 juta pertahun, dan sudah dibayarkan dua tahun kedepan. Kini anggota keseluruhan yang terdata sebanyak 425 orang, dengan setoran dana investasi kisaran Rp 1 juta-Rp 20 juta perorangnya.
“Alhamdulillah dana yang terkumpul untuk toko kedua ini Rp 400 juta. Inshaallah nanti diperbesar jadi tipe C, mohon doanya,” kata Elviyani.
Konsep pengembangan 212 Mart di Jakarta Timur, berbeda dengan konsep di wilayah lain. Menurut Elviyani, komunitasnya memakai sistem portofolio. Anggota koperasi bisa berinvestasi lagi untuk pembukaan gerai-gerai berikutnya. Selain tentu anggota yang baru bergabung.
Jadi tambah dia, perhitungan bagi hasilnya juga bukan perlokasi, tapi untuk keseluruhan total semua gerai yang dimiliki oleh seorang investor.
Elviyani berharap dengan visi membangkitkan ekonomi umat, maka jamaah berkomitmen untuk belanja di gerai 212 Mart Pondasi dan 212 Mart Lubang Buaya.
Karena menurutnya, jamaah punya kewajiban untuk membesarkan kedua gerai islami miliknya itu, jangan malah belanja ke toko tetangga.
“Komitmen jamaah adalah kekuatan memakmurkan gerai ini.Umat Islam harus bersatu nggak ke sebelah lagi belanjanya. Optimis bisa kalahkan tetangga,” tegasnya.
Kalau selisih harga produk menjadi masalah menurut Elviyani, itu bukan alasan yang tepat mengingat jumlah toko sebelah itu sudah puluhan ribu begitu juga produknya yang dipasarkannya. Distribution Center (DC) pun, tetaangga sudah punya sendiri, sehingga hal yang wajar kalau selisih harga produk berbeda.
Sedangkan 212 Mart ini baru mengepakkan sayap, dalam lima bulanan jumlahnya sudah mencapai 30-an gerai. Ini menurut dia, sudah sangat luar biasa perjuangannya sekalipun memang harga produk masih mahal.
“212 Mart ini kan toko kita sendiri, kalau ada selisih harga Rp 500 atau Rp 1000 jangan dijadikan alasan. Kan nanti keuntungan SHU-nya untuk umat juga. Ini bedanya dengan sebelah. Jadi ya harus lupakan sebelah,” kata Elviyani menegaskan.
Dalam pengembangan 212 Mart Pondasi Kayu Putih ini dijelaskan dia, selain memasarkan produk umum, juga memfasilitasi produk Usaha Kecil Menengah (UKM) baik dari jamaah atau anggota, serta warga sekitarnya.
“Ada 400 produk UKM yang dipasarkan, tapi terfokus di 212 Mart Lubang Buaya. Kalau di 212 Mart Pondasi ini produk UKMnya masih sedikit baru satu rak,” ujarnya.
Setelah gerai kedua resmi dibuka, Sabtu (4/11) ini. Elviyani mengatakan, pihaknya akan membuka 212 Mart berikutnya yaitu di Kalisari, Cibubur, dan Condet juga Cijantung.
“RAB 212 Mart Kalisari sudah keluar. Inshaallah 212 Mart Kalisari akan grand opening (GO) pada 2 Desember 2017, bertepatan dengan peringatan satu tahun aksi 212 di Monas,” ujarnya.
Untuk 212 Mart Kalisari saja, kata Elviyani, dari komitmen jamaah di wilayahnya sudah tercatat dana kisaran Rp 1 Miliar. Bahkan ruko pun sudah disewa untuk lima tahun ke depan.Dengan biaya sewa Rp 75 juta pertahun, jadi total Rp 375 juta.
Muslim hanya Menjadi Pasar
Sementara itu, Ketua KSKJT Chandra Purnama menuturkan, dengan gerakan ekonomi kebangkitan umat ini diharapkan umat Muslim Indonesia bisa berperan dalam gerakan berjamaah ini.
Karena menurutnya, selama ini umat Muslim hanya menjadi pangsa pasar. “Nah, ini saatnya umat Muslim bangkit bukan hanya kembali merepot pasar tapi juga bangkit sebagai produsennya, dari umat, oleh umat, dan untuk umat. Sehingga perputaran ekonomi itu berputar di umat, tidak hanya di wilayah umum,” kata Chandra kepada Koperasi Syariah 212, Sabtu (4/11).
Terkait pembukaan 212 Mart Pondasi Kayu Putih ini yang tidak meriah. Chandra memberi alasan bijak. Menurutnya, yang terpenting niat jamaah dalam upaya mendorong kebangkitan ekonomi umat Muslim Indonesia.
Sehingga tidak adanya kemeriahan saat peresmian bukanlah masalah, yang terpenting kata dia, adalah kesatuan hati umat harus selalu terjaga dan para penggurus selalu menjaga amanah.
“Inshaallah GO 212 Mart Kalisari, Cibubur, dan Condet nanti akan ada seremonial. Kalau gerai yang diresmikan hari ini sederhana,” pungkasnya.