212 Mart Kota Wisata, Benchmark Mini Market Islami

Memiliki dua lantai, gerai 212 Mart Kota Wisata pun sanggup memfasilitasi 8 gerai UKM dan barbershop.

Sekretaris Koperasi Syariah 212 (KS 212) Pusat, Agus Siswanto mengatakan, modal keberhasilan koperasi itu adalah adanya komitmen yang kuat dari anggotanya.

“Maka ketika harga sebelah lebih mahal, dengan komitmen itu bisa diatasi. Begitu pula ketika service kurang bagus dengan komitmen bisa diatasi pula. Apalagi nanti pada tingkat persaingan, maka modal yang melanggengkannya hanya komitmen,” ungkap Agus kepada Koperasi Syariah 212 Pusat, di sela-sela peresmian 212 Mart Kota Wisata, akhir pekan lalu.

Modal komitmen itu, jelas Agus, sudah terbukti di berbagai negara. Agus pun mencontohkan, Komunitas Turki di Jerman dan komunitas-komunitas di negara lainnya. Sehingga Agus pun berharap agar pengurus komunitas terus menerus mengedukasi anggotanya hingga mereka paham pentingnya berkomitmen membesarkan 212 Mart Kota Wisata ini.

Barbershop di lantai 2. Foto: Istimewa

Sistem Deposit
Bahkan kalau perlu kata Agus lagi, belanja di toko 212 Mart ini bisa dengan model semacam deposit. Setiap bulannya, jamaah atau anggota bisa memerintahkan banknya untuk mentransfer uang ke toko 212 Mart. Transferan tersebut digunakan nantinya untuk belanja bulanan bisa lebih bisa kurang, itu tidak masalah.

”Misalnya, saya sudah rutin belanja satu bulan itu satu setengah juta. Saya punya gaji (payroll-red) di Bank Syarriah mandiri (BSM), misalnya. Saya perintahkan saja ke BSM bahwa setiap bulan transfer ke toko 212 Mart. Nah, perkara nanti saya belanja lebih atau kurang. Itu hal lain,” ujar Agus.

Menurutnya, kalau ini bisa dilakukan akan terjamin dari sisi penjualan karena pondasi captive market kalau tidak dilakukan seperti itu bisa terjadi ramai di awal, seterusnya tidak. ”Nah, ini harus dibuat sistemnya. Kami dari pusat mendorong hal ini dilakukan,” ujar Agus.

Kembali Agus menegaskan, bahwa komunitas-komunitas di luar negeri sudah sampai ke tingkat itu mengatur sistemnya. Sehingga dirinya berharap sistem tersebut juga bisa dilakukan di 212 Mart Kota Wisata ini. Apalagi, kata dia, rata-rata anggota komunitasnya adalah dari kalangan kelas menengah ke atas, yang pastinya punya account di bank dan gaji yang relatif stabil.

”Dari pusat, kita dorong agar inisiasi ini nanti mereka bisa wujudkan. Ini salah satu contoh saja. Sebenarnya banyak kiat-kiat yang lain. Karena yang paling praktis kalau mau menjangkau pasar ini kan andalannya walaupun tempat strategis, kita hitungan tetap captive market,” paparnya.

Lantai 2 gerai 212 Mart Cikarang. Foto: Istimewa

Open Market
Maka, jika captive market mendapat lokasi yang strategis, open market bisa lebih bagus lagi. ”Karena hitungan kita biasanya di 80-20. 80 persen captive market, 20 open market bisa lebih karena tempatnya strategis. Nah itu nilai lebihnya,” kata Agus.

Kedua, tambahnya, pihanya mendorong komunitas untuk membuat persiapan mendirikan 212 Mart itu  tidak tergesa-gesa. Menurutnya, lokasi 212 Mart Kota Wisata ini termasuk lokasi yang ideal, karena rukonya dua lantai sehingga kemudian diatas bisa dimanfaatkan untuk gerai yang lainnya.

”Toko 212 Mart Kota Wisata ini lantai atasnya dilengkapi dengan 8 gerai kuliner dan barbershop, yang disewakan kepada para pelaku UKM. Ini bisa menambah pemasukan dari sisi biaya. Dari sewa itu sudah bisa menutup biaya sewa ruko.

Agus memahami memang selama ini yang paling susah adalah mencari lokasi atau tempat ideal untuk operasional mini market berbasis Islami besutan KS 212 Pusat. 212 Mart Kota Wisata ini menurutnya, bisa dijadikan benchmark bagi gerai 212 Mart lainnya.

”212 Mart Kota Wisata ini halamannya luas, lantai atasnya bisa untuk fasilitas unit usaha lainnya. 212 Mart Kota Wisata ini termasuk yang cerdas,” pungkas Agus.

Terkait