- July 3, 2017
- Posted by: KS Admin
- Category: Blog, Ekonomi
Sejak munculnya gerakan umat Muslim pada aksi 411 dan 212, tidak dipungkuri bahwa sejak saat itu umat Muslim seolah-olah tersentak dan bangun dari tidur panjangnya.
Umat Muslim semestinya bersyukur dan berterima kasih dengan adanya masalah tentang Surat Al Maidah yang terjadi beberapa waktu lalu yang menimbulkan reaksi luar biasa. Sungguh di luar dugaan kita sebelumnya.
Hal ini betul-betul menjadi momentum dan berdampak sangat positif serta diperoleh hikmah yang luar biasa. Mungkin sulit untuk terulang lagi momentum yang persis sama seperti kejadian saat ini. Bukan kita sengaja, tapi merupakan takdir dari Allah SWT untuk umat Muslim di Indonesia. Bersyukurlah, Indonesia menjadi tempat untuk mengukir sejarah ini.
Dampak yang sangat terasa sekali adalah umat Muslim jadi peka terhadap konsep beragama yang baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya muncul postingan-postingan di media sosial (medsos) yang berkenaan dengan agama, ramainya situs yang berbasis Islami dikunjungi oleh pengguna medsos, seolah-olah mereka haus akan informasi yang berbau Islami dan terus ingin belajar dan belajar.
Secara sadar ataupun tidak memengaruhi cara pandang beragama, dan menambah wawasan dalam beragama yang selama ini agak jarang dimunculkan dan mungkin kurang peduli.
Dengan kata lain umat Muslim “mendadak sadar beragama”, dan menurut saya hal ini sangat positif.
Hal lain yang bisa dilihat adalah adanya banyak perubahaan dalam menekuni, mendalami, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terasa sekali bahwa kesadaran itu muncul dan semakin hari semakin kuat serta menular kepada umat Muslim yang lain. Dan ini sungguh luar biasa.
Dan yang paling bagus adalah umat jadi bersatu dan bangkit bersama dengan upaya meningkatkan perekonomian. Siapa menyangka, bahwa geliat ekonomi yang berbasis jamaah bisa sehebat ini perkembangannya.
Tidak pernah diduga bahwa umat Islam ternyata sungguh kaya dan bisa bergerak dengan begitu cepat untuk membuat bisnis-bisnis baru yang jika sebelumnya mungkin terbayangkan saja tidak oleh mereka. Tapi ajaibnya, ternyata bisa..SUBHANNALLAH..!!!
Itu bukti bahwa jangan remehkan kekuatan Muslim, jangan anggap enteng jamaah masjid, dan jangan pandang sebelah mata umat yang mempunyai pemahaman yang baik tentang agamanya.
Kita bisa melihat, belum genap 1 tahun bahkan bisa dibilang baru sekitar 6 bulan dan efektifnya 3-4 bulan saja sudah banyaksekali muncul pergerakan-pergerakan perekonomian umat.
Muncul puluhan bahkan ratusan minimarket yang berbasis jamaah masjid dan komunitas dengan berbasis lembaga dakwah, koperasi, perusahaan, dan sebagainya yang dengan beragam nama terpampang nyata di mata kita saat ini.
Untuk mendirikan sebuah minimarket dengan tipe C yang modal awal sekitar Rp 350 juta-Rp 500 juta dibentuk dan diresmikan dalam waktu singkat saja, bahkan ada yang hanya butuh waktu seminggu saja.
Dan hebatnya lagi mereka “rebutan” mau investasi dimana-mana. Subhannallah..! Baru sadar ternyata umat Muslim itu sangatlah kaya!.
Bayangkan,
Apakah ini terpikirkan oleh kita sebelumnya…???
Tentu tidak sama sekali. Karena kita tidak menyangka kondisinya akan seperti ini. Kita ambil sisi positif dengan munculnya berbagai minimarket Islami yang berkembang saat ini.
Kita sebut saja seperti yang sedang booming adalah 212 Mart, KITAMart, Sodaqo Mart, dan masih banyak lagi.
Selain itu, tambah dia, juga sudah mulai muncul banyaknya produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menggunakan nama-nama Islami dan mereka sangat bangga dalam memberikan label tersebut, dan banyak lagi bisnis-bisnis yang bersifat Islami.
Seolah-oleh saat ini umat ingin mengatakan bahwa :
”Aku Bangga Menjadi Muslim”
”Aku Bangga menjual produk-produk Islami”
”Aku Bangga berniaga dengan cara yang Islami”
”Aku Bangga berbelanja di tempat saudara Muslimku, dan
”Aku ingin perekonomian umat Muslim maju”
Itu lho sebenarnya yang ingin mereka katakan.
Bangga nggak sich???
“Ya pasti bangga dong,”
Jangan kita memandang bahwa dengan munculnya banyak mini market-mini market Islami dan produk-produk Islami adalah sebuah persaingan antar sesama Muslim. Tapi justru harus disingkapi sebagai sebuah reaksi dan aksi yang sangat positif dan bermanfaat.
Kita boleh membuat dengan berbagai nama yang Islami dengan wadah organisasi yang bermacam-macam. Tapi hal yang terpenting adalah bahwa kita harus pertahankan prinsip persatuan dan kesatuan umat khususnya umat Muslim. Kita bersaing secara damai dan sehat, saling bersinergi karena kita adalah bersaudara.
Jangan anggap ini sebagai sebuah persaingan, tapi anggaplah ini sebagai mitra yang saling suport dan kita berjalan berdampingan secara damai. Hal ini akan membuat umat Muslim menjadi lebih kuat dan elegan karena ternyata walaupun kita berbeda-beda dan beragam, tapi kita tetap bersatu dan damai.
Satu hal yang perlu diingat dan sadari adalah bahwa kita harus menyadari tentang bagaimana niat awal kita bersatu dan melakukan pergerakan ini. Jangan sampai hal ini membuat kita terlena sehingga melupakan bahwa sesungguhnya adalah tujuan kita demi melakukan ”jihad ekonomi” dan agar kita bisa mandiri dalam mencukupi kebutuhan sendiri dengan tidak tergantung kepada pada pihak lain.
Hal ini perlu selalu ditanamkan dalam diri kita karena apabila niat awal sampai terlupakan maka jangan mimpin umat akan mandiri secara ekonomi.
Ingat, bahwa pergerakan yang kita lakukan ini barulah seujung kuku dan ibarat buih di lautan. Pencapaian yang kita lihat sampai hari ini belumlah apa-apa.
Kita baru memulai dan perjuangan kita masih amat panjang. Target kita masih jauh dan masih banyak rintangan dan hambatan yang akan kita hadapi di kemudian hari.
Kita boleh senang, tapi jangan merasa puas dulu. Apabila berbangga hati dengan pencapaian yang kita raih saat ini, perlu terus saling mengingatkan dan bahu membahu untuk menjalin kerjasama.
Para pejuang-pejuang ekonomi yang bergerak dengan niat yang tulus dan tiada lagi berhitung dengan apa yang telah mereka keluarkan merupakan pioner yang perlu diapresiasi.
Mereka adalah pahlawan ekonomi yang bekerja siang dan malam tanpa pamrih dan tidak digaji. Hal ini membuat kita bingung. Apa yang engkau cari wahai saudaraku..???
Mungkin jawaban mereka akan membuat kita meneteskan air mata dan merinding.
Mereka tidak butuh pujian, mereka tidak mengharap imbalan, tapi apa yang mereka lakukan adalah demi memperjuangkan perekonomian umat. Mereka tidak rela umat Muslim tertinggal dari sisi ekonomi, dan yang utama bagi mereka hanyalah mencari ridho dari Sang Maha Penguasa Alam Semesta yaitu Allah SWT. Mereka pantas mendapatkan pahala terbaik..Subhanallah..!!!
”Kami tidak rela dan tidak mau lagi bergantung kepada pihak asing, KITA HARUS BANGKIT…!” ucapan ini yang biasanya keluar dari mulut mereka.
Ya Allah, sungguh ini tidak akan terjadi apabila bukan karena Engkau yg menggerakkan hati mereka.
Sungguh ini adalah dampak yang sangat nyata dari aksi yang diprakarsai oleh para ulama. Dan sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada ulama yang mempelopori aksi-aksi yang ada saat ini.
Kita kembali bersatu, bangkit, dan maju. Insya Allah..!!!
Semoga tulisan ini ringan dan sederhana saya ini bermanfaat bagi semua mujahid dan mujahidah yang sampai detik ini masih berjuang. Semoga menambag semangat lagi, lagi dan lagi.
Semoga Allah SWT membalas setiap tetes keringat dan setiap langkah yang pernah dijajaki, mengajak umat bersatu dan membakar semangat mereka.
Sungguh Allah SWT tidak akan menutup mata atas semua yang telah kalian lakukan. Insya Allah akan mendapatkan kebaikan dunia akherat. Percayalah…!!!
Selamat berjuang wahai sabahat…
Mari kita tetap bersatu dan rapatkan barisan…
Allahu Akbar… !!!
Penulis adakah Ketua Koordinasi Pelaksana Harian Komunitas Koperasi Syariah 212 Pusat