Bandung Gelorakan Kebangkitan Ekonomi Umat

Ekonomi umat mulai bangkit di Bandung  dengan kekuatan iman dan umat Muslim.

Komunitas Koperasi Syariah 212 Kota Bandung menggelar seminar bertajuk “Gema Syariat Berdayakan Umat, Optimalisasi Ekonomi Syariah Melalui Koperasi Syariah” di Gedung IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia), Masjid Raya Antapani, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/4).

Seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang keahlian, yaitu Ketua Bidang Ekonomi MUI Bandung – Arsyad Ahmad, Pengawas Koperasi Syariah 212 – Taufan Budi, Bendahara Umum Koperasi Syariah 212 – Ahmad Juwaini, Pembina Pesantren Ibnu Hajar dan Pengagas Gerakan Mini Market Bersama – Ustadz Amin Muchtar.

Dalam seminar itu, Ahmad Arsyad mengatakan, kebangkitan ekomomi umat kian hari semakin nyata segera terwujud dengan ikatan jamaah yang kuat berbasis masjid. “Karena asal dari umat itu berawal dari masjid, bukan dari tempat lain,” ungkap Ahmad Arsyad.

Adapun Taufan Budi menegaskan, dengan bersatunya umat, selain meningkatkan penghasilan, maka kebangkitan ekonomi umat akan terwujud.”Kalau umat terpecah-pecah, kita tidak akan bersatu. Maka, kita harus bersatu dalam satu wadah, yaitu Koperasi Syariah 212. Jadi kita mempersatukan semuanya, sehingga kita akan mudah untuk menggerakkan ekonomi untuk meningkatkan penghasilan umat,” demikin ujar Taufan Budi.

Pada bidang usaha retail yang sudah resmi pada Koperasi Syariah 212 yaitu mini market bernama “KITAMart” pertama kali dibuka di Bekasi, Jawa Barat,

Sementara itu, Ahmad Juwaini mengungkapkan hal yang terkait dengan bidang usaha retail, yaitu super market “KITAMart”, yang pertama kali dibuka di Bekasi, Jawa Barat. Menurut Ahmad Juwaini, orang-orang yang sudah memiliki mini market dengan nama lokal pun banyak yang ingin bergabung dan mengganti namanya dengan KitaMart”. Menurut Ahmad, kecepatan membuka mini market ini akan semakin meluas dengan adanya kerjasama-kerjasama dengan jaringan retail Muslim yang bergabung dengan Koperasi Syariah 212.

“Insya Allah ya, kita kali ini didukung oleh retail-retail besar Muslim yang bersedia memback-up kita dari belakang. Karena itu kita akan mempercepat perluasan mini market “KITAMart” di banyak daerah di Indonesia,” ungkap Ahmad.

Sementara itu, Ustadz Amin Muchtar mengatakan, umat Muslim sebenarnya ingin juga mempunyai mini market sendiri yang bisa bersaing dengan mini market dari jaringan bisnis besar yang selama ini menguasai pasar. Namun untuk bisa bersaing dengan jaringan bisnis besar itu tentu akan sangat sulit.

“Mengapa sulit? Karena uangnya dikuasai oleh mereka, begitu pula asetnya dikuasai oleh mereka. Maka kita harus bersaing dengan mereka, dengan sesuatu yang mereka tidak punya yaitu kekuatan iman dan kekuatan umat,” tegas Ustadz Amin.

Ustadz Amin lalu menjelaskan, suatu gerakan pembentukan mini market Umart dengan besaran saham yang terjangkau berbagai kalangan, khususnya kelas menengah ke bawah. Yakni mulai modal 50.000 hingga tidak terbatas. Gerakan ini digagas oleh Umat Islam dan anggota komunitas Koperasi Syariah 212 yang tergabung dalam komunitas Yayasan Ibnu Hajar Asqilani (YIYIHA).

“Gerakan “arus bawah” ini bagaikan membuat gerbong-gerbong kecil yang akan dihubungkan dengan Koperasi Syariah 212 sebagai lokomotifnya,” lanjut Ustadz Amin.

Pada kesempatan seminar ini juga dilakukan acara pengukuhkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) anggota Koperasi Syariah 212 Bandung, dan launching Klub Belanja Ke Warung Tetangga (KBWT).

Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 Bandung – Iriawan Febrianto mengatakan, warung- warung buka pada pukul 08.00 WIB, namun pembeli itu sudah antri dari pukul 07.00 WIB, dan sekitar pukul 10.00 WIB barang-barang yang ada sudah habis terjual. ”Kami yakin bisa bersaing dengan toko mart yang sebelah,” ujar Iriawan.

Pada momen seminar tersebut, juga terdapat beberapa rangkaian acara lainnya yaitu bazaar UMKM produk murah dan sembako murah, serta Penandatangana MoU Komunitas Koperasi Syariah 212 dengan KADIN Jawa Barat.

Terkait