Sinergi Melahirkan Energi

(Koperasi Syariah 212) – Sinergi, satu kata yang mudah, namun seringkali susah untuk direalisasikan. Kita masih ingat filososi lidi, bila sebatang lidi saja digunakan untuk membersihkan halaman rumah, butuh energi besar, waktu yang lama dan bisa jadi patah. Namun bila satu persatu lidi digabung dalam satu ikatan, jadilah sapu, akan mampu membersihkan halaman rumah secara mudah, singkat dan kuat. Sinergi merupakan satu proses memadukan dua atau lebih pihak -dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing- dalam rangka menghasilkan kinerja yang lebih baik. Modal dasar sinergi adalah potensi dan keberagaman, di mana perbedaan bisa menjadi pendorong yang kuat. Konsep sinergitas ini telah Allah perintahkan di dalam al-Quran:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran... “ (QS. al-Maidah: 2)
Prinsip inti dari sinergi adalah kerendahan hati untuk berkordinasi. Sementara ujian untuk sinergitas adalah kita kadang lebih senang membicarakan masalah dibandingkan merumuskan peluang dan potensi. Boleh ada masalah, namun jangan larut dalam masalah, lebih baik kita membicarakan bagaimana solusinya. Menurut Dr. Yusuf Qardhawi ada enam modal untuk mewujudkan sinergitas, yaitu:
- Ikhlas karena Allah, sebab seringkali rivalitas dan perselisihan terjadi karena faktor-faktor pribadi dan popularitas, sekalipun dibalut dengan kepentingan umat bahkan kepentingan Islam;
- Meninggalkan fanatisme individu, mazhab dan golongan, yakni sikap lebih melihat pada ‘perkataan’ bukan pada ‘orang yang mengatakannya’. Kita harus punya keberanian untuk mengkritik diri sendiri, mengakui kesalahan dengan lapang dada apabila mendapat kritik dari orang
- Berprasangka baik kepada orang lain, karena di antara cabang iman yang paling besar adalah berprasangka baik kepada Allah SWT dan manusia.
- Tidak menyakiti dan mencela, bila ada kontroversi atau konflik, lakukan musyawarah untuk tarjih, yakni mengadu argumen terbaik untuk menemukan kompromi terbaik.
- Menjauhi jidal (debat kusir) dan permusuhan sengit, masih banyak pekerjaan penting ketimbang melakukan konfrontasi dalam masalah-masalah furu’iyah (cabang/ teknis) dan sektoral.
- Dialog dengan cara yang ahsan, sebagaimana seruan Allah dalam al-Quran, an-Nahl ayat 125:
“Dan serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantulah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesugguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Enam modalitas tersebut merupakan adab yang baik untuk memulai suatu sinergi. Dengan bersinergi akan banyak yang dapat kita kembangkan, yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, yang berat akan menjadi ringan, karena sinergi melahirkan energi. Selain Itu, Allah juga mencintai orang-orang yang bersinergi dalam perjuangan:
“ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan -Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”(QS. ash-Shof : 4).
(iwan)